konferensi pers di kantor BATAN DIY, Rabu (31/8/2016). (sutriyati/kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) DIY menjadi tuan rumah penyelenggaraan Gladi Bencana Akibat Kegagalan Teknologi DIY Tahun 2016 yang puncaknya pada 10 September mendatang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Krido Supriyatno mengatakan, pada saat Field Training Exercise (FTX) atau gladi lapang ini nantinya akan melibatkan 500 personel petugas gabungan. Diantaranya, BPBD dan SKPD terkait di Sleman, BATAN, BPBD DIY, TNI/Polri, BMKG, tokoh masyarakat,, LSM, lembaga usaha, media, perhotelan, dan perguruan tinggi, serta BNPB, dan Kementerian terkait lainnya.
Menurutnya, melalui kegiatan tersebut nantinya dapat meningkatkan kapasitas kesiap-siagaan, serta mengatasi kesenjangan dan juga memperkuat keterpaduan operasi antar pemangku kepentingan, guna membangun ketangguhan DIY dalam menghadapi bencana kegagalan teknologi.
“Setelah gladi lapang itu, kami akan membentuk kampung tangguh bencana di wilayah kecamatan Depok, Sleman,” kata Krido kepada wartawan, di kantor BATAN DIY, Rabu (31/8/2016).
Ditambahkan mantan camat Depok ini, keterlibatan masyarakat khususnya di ring I ini penting karena mereka yang akan terdampak langsung saat terjadi bencana akibat kegagalan teknologi.
Kepala BATAN DIY, Susilo Widodo menjelaskan bahwa sebenarnya, kejadian bencana nuklir di Yogyakarta mendekati nol. Sebab, tenaga atom yang dihasilkan relatif kecil, yakni 100 Kilo Watt. Kapastas ini relatif kecil jika dibandingkan BATAN di Bandung yang mencapai 1.000 Kilo Watt ataupun Sepong yang kapasitasnya 30 Mega Watt.
“Kegiatan kami di sini menyelenggarakan litbang terkait aplikasi nuklir dasar yang mencerdaskan masyarakat supaya ‘melek’ nuklir,” ungkapnya.
Manajer Pusdalops PB BPBD DIY, Danang Samsurizal menambahkan, nantinya, dalam simulasi penanggulangan bencana tersebut juga akan ada kejadian bom meledak guna mengantisipasi tak hanya masalah kebencanaan tetapi juga soal terorisme. (Rep-03/Ed-03)