Rapat Pleno Terbuka Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih Pemilu Anggota DPRD DIY Tahun 2024, di Yogyakarta, pada 14 Juni 2024. (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Aktivis Perempuan di Yogyakarta, Wasingatu Zakiyah mengaku sedih dengan jumlah Calon Anggota Legislatif (Caleg) terpilih perempuan di DPRD DIY pada Pemilu 2024 yang hanya sekitar 16 persen dari total 55 kursi yang tersebar di tujuh Daerah Pemilihan (Dapil). Mengingat, jumlah tersebut masih jauh dari kuota 30 persen perempuan di parlemen.
“Banyak yang tentunya harus dievaluasi,” kata Tim Ahli Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) ini kepada kabarkota.com, pada Sabtu (15/6/2024).
Menurutnya, selain Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) harus bekerja keras, Partai Politik (Parpol) juga harus melakukan persiapan matang jauh-jauh hari untuk Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan datang.
“Menyiapkan Pemilu lima tahunan itu tidak cukup hanya dengan 1 – 2 tahun saja, karena masyarakat mudah lupa,” anggap Zaky.
Persiapan itu, sebut Zaky, dimulai dari konsolidasi pengkaderan hingga penyusunan nama-nama caleg secara selektif. Hanya saja persoalannya, Parpol seringkali melakukan itu secara mendadak.
“Bahasa rekruitmen itu semestinya tidak boleh ada lagi menjelang Pemilu karena kursi dewan itu bukan untuk jobseeker (pencari kerja), tetapi untuk para wakil rakyat sehingga harus benar-benar disiapkan untuk lima tahun mendatang,” harap Direktur Caksana Institute ini.
Selain itu, lanjut Zaky, para perempuan harus ditempatkan dalam posisi-posisi penting di parlemen.
Di sisi lain, para perempuan juga perlu mempersiapkan diri dengan membangun modal sosial yang kuat di masyarakat, terutama di Dapil yang akan ditarget. Sebab, berdasarkan hasil temuannya di lapangan, caleg yang tidak memiliki modal sosial maupun finansial yang kuat di tengah mahalnya biaya politik, serta tidak ditopang oleh keluarga yang populer, maka ia sulit terpilih.
“Saya justru mendorong para perempuan terlibat di kelompok-kelompok yang dimulai dari desa. Jadi, mengenal desanya itu penting,” tegasnya.
Sebab, menurutnya, modal sosial itu tumbuh dari kelompok-kelompok masyarakat di bawah, misalnya kelompok PKK. Dengan begitu, perempuan bisa mengenal sesuatu yang paling pendasar dan sangat dekat dingan dirinya. Setelah itu, baru mengenal masyarakat di level yang lebih luas lagi.
Perempuan, lanjut Zaky, juga harus memiliki satu konsentrasi tertentu untuk ditawarkan dan didiskusikan dengan banyak orang sehingga bisa membangun jejaring sosial yang lebih kuat, tidak hanya dengan masyarakat tetapi juga pemerintah. Termasuk untuk memudahkan akses pendanaan. Ini sekaligus bisa meminimalisir modal finansial untuk membangun jejaring sosial yang kuat.
“Salah satu cara untuk mengurangi politik uang adalah dengan memperkuat modal sosial,” anggapnya.
Selain itu, Zaky berpandangan bahwa masyarakat juga perlu disiapkan melalui pendidikan politik agar bisa menjadi pemilih yang rasional, memiliki arah ke depan, serta menghargai modal sosial yang ditanamkan para Caleg kepada mereka selama ini.
Oleh karenanya, Zaky mengungkapkan, tahun 2024 ini, Caksana Institute bekerjasama dengan banyak pihak membuat satu pendidikan politik yang berkelanjutan.
“Kami mendirikan semacam sekolah rakyat yang bisa dinikmati oleh seluruh rakyat dan mencerdaskan masyarakat,” sebutnya. Termasuk di dalamnya sekolah parlemen.
“Pola-pola seperti ini memang harus dilakukan lima tahun sebelumnya supaya semua bisa menyiapkan diri,” harapnya.
KPU DIY: 9 Caleg Terpilih Perempuan jadi Anggota DPRD DIY
Sebelumnya, pada 14 Juni 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY menggelar Rapat Pleno Terbuka Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih Pemilu Anggota DPRD DIY Tahun 2024.
Pada kesempatan tersebut, Ketua KPU DIY, Ahmad Shidqi menyampaikan, jumlah daftar caleg terpilih perempuan anggota DPRD DIY untuk Pemilu tahun 2024 ini ada sembilan orang atau 16 persen dari total 55 kursi.
“Ini tidak jauh berbeda dengan Pemilu 2019 kemarin yang juga sembilan orang,” tutur Shidqi saat memimpin Rapat Pleno Terbuka, pada 14 Juni 2024.
Berikut Sembilan Caleg Terpilih Perempuan anggota DPRD DIY untuk Pemilu Tahun 2024 berdasarkan Surat Keputusan (SK) KPU DIY Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD DIY Dalam Pemilu 2024:
1. Tustiyani (PDIP – Dapil 2)
2. Andriana Wulandari (PDIP – Dapil 3)
3. Arni Tyas Palupi (Partai Golkar – Dapil 4)
4. Ika Damayanti Patma Negara (P. Gerindra – Dapil 4 )
5. Akhid Nuryati (PDIP – Dapil 4)
6. Rahayu Widi Nuryani (PKB – Dapil 5)
7. Yuni Satya Rahayu (PDIP – Dapil 5)
8. Sri Muslimatun (P Golkar – Dapil 5)
9. Rita Nur Mastuti (PDIP – Dapil 6)
Selain itu, Shidqi menuturkan, dari total 55 caleg terpilih, 29 orang atau sekitar 52,7 persen adalah incumbent.
Kursi Golkar Naik, PAN Turun
Sementara itu, Wakil Ketua Bapilu DPD Partai Golkar DIY, Deddy Suwadi mengaku, pada Pemilu 2024 ini, Partai Golkar mendapatkan tambahan satu kursi di DPRD DIY, dibandingkan Pemilu 2019 lalu.
“Golkar mendapatkan enam kursi, yakni di Dapil Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo,” sebutnya usai mengikuti Rapat Pleno Terbuka di Yogyakarta.
Dari jumlah tersebut, tiga di antaranya merupakan caleg incumbent, dan sisanya caleg baru.
“Kami kehilangan kursi di Kota Yogyakarta, sama dengan Pileg 2019, karena Kota kurang sedikit sehingga kursi jatuh ke PDIP dan PSI. Tapi dari perolehan suara, partai Golkar mengalami kenaikan yang cukup signifikan, serta kenaikan kursi, baik di Kabupaten/Kota maupun Provinsi,” paparnya.
Deddy mengatakan, kenaikan perolehan suara dan kursi tersebut tidak lepas dari konsolidasi yang baik, mulai dari penataan kaderisasi hingga penyusunan caleg-caleg yang dilakukan secara selektif.
Pada Pemilu 2029 mendatang, Deddy menargetkan, Partai Golkar akan merebut kembali kursi di DPRD DIY untuk Dapil Kota Yogyakarta.
“Insya Allah, kalau Calon Walikota kami menang, maka akan lebih mudah bagi Partai Golkar untuk meningkatkan perolehan suara dan perolehan kursi, baik di tingkat kota maupun provinsi,” sambungnya.
Lain halnya dengan Partai Amanat Nasional (PAN) DIY yang justru mengalami penurunan dua kursi dibandingkan Pemilu 2019 lalu.
Ketua DPW PAN DIY Arif Noor Hartanto mengaku, pada Pemilu 2024 ini, PAN memperoleh lima kursi . Lima kursi tersebut terdiri atas satu caleg incumbent, dan empat caleg baru yang naik dari level Kabupaten/Kota ke Provinsi. Sedangkan Dapil yang kosong, yakni Dapil DIY 3 dan 4.
Arief berdalih, banyak variabel yang menjadi penyebab turunnya perolehan suara dan kursi PAN pada Pemilu 2024 ini.
“Ini menjadi muhasabah bagi PAN dalam mempersiapkan caleg agar lebih siap lagi untuk berkompetisi di Pemilu mendatang yang mudah-mudahan lebih baik,” tuturnya.
Kalau pun tidak, ucapnya, itu sudah memberikan gambaran dan pengalaman berharga bagi PAN dalam proses seleksi caleg. (Rep-01)