20 Orang dari Klaster Soto Lamongan di Yogya Positif Corona

Ilustrasi: warung soto lamongan yang terpapar Covid-19 di Kota Yogyakarta (dok. kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Sebanyak empat dari 15 pembeli di Warung Soto Lamongan di Kota Yogyakarta dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Dengan demikian, total kasus positif dari klaster tersebut sampai dengan 8 September 2020, sebanyak 20 orang.

Bacaan Lainnya

Ketua Harian Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengungkapkan, para pembeli yang terkonfirmasi positif tersebut ada yang membeli soto kemudian makan di warung, dan ada juga yang membeli lalu dibawa pulang.

Pihaknya menduga, penularan virus melalui pertukaran barang yang saling disentuh, seperti piring, mangkok, gelas, dan plastik pembungkus soto.

“Maka protokol Covid-19 di rumah makan, warung resto, dan kafe juga harus memperhatikan peralatan yang bisa disentuh bergantian,” kata Heroe, Selasa 98/9/2020).

Selain itu, sebut Heroe, kasus PKL di Malioboro juga ada penambahan satu orang yang terkonfirmasi positif Covid, yakni cucu yang selama ini tinggal bersama dan merawat sebelum almarhumah meninggal.

Dari kasus KUA Danurejan, sambungnya, ada tambahan satu kasus baru. Di Kotabaru juga ditemukan kasus positif baru, yakni seorang lurah dan seorang petugas linmas kelurahan.

“Jadi saat ini, ada dua ASN dan dua tenaga teknis Pemkot Yogyakarta yang terkena. Dua kasus dari Kotabaru, dan dua dari pembeli Soto Lamongan. Sedangkan enam ASN lain yang juga membeli Soto Lamongan di warung tersebut, hasil tes swabnya negatif,” paparnya.

Dengan banyaknya kasus terkonfirmasi positif tersebut, Heroe mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah opsi untuk penanganan mereka, terutama bagi yang status Orang Tanpa Gejala (OTG).

“Kami sedang mengupayakan shelter baru, sebab perkembangan yang terjadi menuntut agar lebih waspada terhadap sebaran OTG,” tutur Heroe.

Menurutnya, Pemkot sudah mengupayakan hotel sebagai shelter. Namun sekarang hotel-hotel di kota Yogyakarta sudah mulai terisi tamu. Sedangkan balai diklat maupun mess juga penuh untuk berbagai kegiatan pendidikan.

Untuk itu, Pemkot Yogyakartga juga mengajukan ijin ke Pemerintah Pusat untuk membuat rumah sakit lapangan, jika tak segera menemukan tempat yang layak dan memadahi untuk isolasi para OTG.

Sementara anggota DPRD Kota Yogyakarta, M. Ali Fahmi juga mendorong agar Pemkot segera menyiapkan shelter baru bagi para OTG. Mengingat, selama ini mereka diijinkan melakukan isolasi mandiri di rumah. Padahal, sebagian dari rumah mereka juga ada kelompok yang rentan tertular virus, yakni balita dan lansia. (Rep-01)

Pos terkait