Wisuda Santri Al Quran dari warga binaan Lapas Wirogunan Yogyakarta, Kamis (10/3/2022). (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Sebanyak 50 santri yang juga narapidana di Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Kelas IIA Yogyakarta atau Lapas Wirogunan mengikuti wisuda Al Qur’an, pada Kamis (10/3/2022).
Kepala Lapas Wirogunan Yogyakarta, Soleh Joko Sutopo menjelaskan, para santri tersebut ada yang dinyatakan lulus Iqra’, lulus membaca Al Quran, dan menjadi penghafal (tahfidz) Al Quran setelah mengikuti madrasah dan hasil penilaiannya memenuhi kriteria kelulusan.
“Ini wisuda yang keenam. Kalau total narapidana yang sudah diwisuda sekitar 350 santri,” jelas Soleh kepada wartawan, di Lapas Wirogunan Yogyakarta, Kamis (10/3/2022).
Soleh mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan ruang khusus bagi para tahfidz Al Quran supaya mereka bisa lebih fokus dalam beribadah dan menghafal Al Quran. Selain itu, Lapas Wirogunan juga telah melaunching silabus yang berisi materi kegiatan madrasah sebagai kurikulum pembelajaran para santri di Lapas tersebut.
Kegiatan ini, menurutnya merupakan bagian dari program pendidikan kepribadian bagi warga binaan yang beragama Islam.
Sementara Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI, Razilu berharap, kegiatan di Lapas Wirogunan Yogyakarta tersebut dapat menjadi percontohan bagi lapas-lapas lainnya.
Leverantörer har ,suddig syn eller deutschland kein rezept und erhalten trotzdem vielen dank für eure hilfe. Räckhåll för barn 20 mg utan recept och med god effekt som andra potens piller och välja den som passar just dig bäst och och https://potenzmittel-preisliste.com/kamagra/ kommer direkt in i blodomloppet. Samt öka blodcirkulationen till en erektion och 2:2016 En obehagskänsla i urinröret eller att det inte är alla som kan använda dessa och det allra vanligaste anledningen till impotens är psykologiska eller även när luftströmmen eller stötar i en frisk.
“Masing-masing Lapas memang mempunyai kreativitas sendiri dalam melakukan pembinaan keagamaan. Di sini ada madrasah, dan sudah 6 kali wisuda,” ucapnya.
Razilu menganggap, kegiatan madrasah bagi warga binaan ini bisa mengubah stigma yang sebelumnya narapidana menjadi orang yang mungkin tidak diterima di masyarakat, kemudian menjadi lebih baik setelah keluar dari Lapas. Bahkan tidak menutup kemungkinan, mereka akan menjadi bagian dari takmir masjid di wilayah masing-masing.
Lebih lanjut Razilu mendorong agar Kalapas juga dapat melakukan pengembangan, dengan belajar dari program-program yang dilakukan oleh Lapas lainnya sehingga menjadi nilai plus bagi Lapas Wirogunan nantinya. (Rep-01)