Gojek Yogyakarta Mulai Mendapatkan Intimidasi

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Setelah resmi beroperasi sejak 16 Oktober 2015, layanan ojek online, Gojek mulai mendapatkan masalah di Yogyakarta. Sejumlah pengemudi gojek mendapatkan intimidasi, bahkan tindakan kekerasan dari pengemudi ojek pangkalan.

Yanto (bukan nama sebenarnya), pengemudi gojek asal Godean Sleman menuturkan, pengemudi gojek selain tidak boleh beroperasi di daerah-daerah strategis di Yogyakarta, mereka kerap mendapatkan intimidasi.

“Kami sampai ndak mau mengambil penumpang kalau tempatnya di Stasiun Tugu, Lempuyangan, bandara Adisucipto, dan beberapa tempat lainnya,” ungkap Yanto kepada Kabarkota.com baru-baru ini.

Kalaupun penumpang diantar, kata dia, pengantarannya tidak akan sampai mendekati lokasi-lokasi strategis tersebut. Umumnya penumpang akan diturunkan atau dinaikkan di jarak yang cukup jauh dari terminal, stasiun atau bandara.

“Kami tidak ingin ribut, Mas. Kami cuma ingin mencari makan dari hasil gojek ini,” kata Yanto.

Dari segi penghasilan, Yanto mengakui selama beroperasi dalam beberapa bulan ini, penumpangnya belum sesuai yang diharapkan. Kadang Yanto hanya mendapatkan 4 sampai 5 penumpang setiap hari.

Yanto berharap dapat diterima oleh masyarakat sebagai pengemudi gojek, sehingga dirinya bisa bekerja dengan tenang. (Rep 01/ Ed-01)

Pos terkait