Adu Strategi Calon Walikota Yogya Atasi Kesenjangan Pembangunan Utara – Selatan

Debat Publik Kedua Calon Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta Tahun 2024, pada 16 November. (dok. screenshot youtube KPU Kota Jogja)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Salah satu tantangan Yogyakarta sebagai dengan nilai histori dan pariwisata yang tinggi di Indonesia adalah kesenjangan pembangunan, baik sosial, ekonomi maupun infrastruktur antara kawasan utara dan selatan.

Untuk itu, para Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Walikota Yogyakarta dituntut bisa melakukan langkah konkrit untuk mengatasi kesenjangan tersebut guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Lalu, apa strategi para Paslon untuk mewujudkan pemerataan pembangunan kawasan utara dan selatan kota Yogyakarta?

Dalam Debat Publik Kedua Calon Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta Tahun 2024 yang disiarkan melalui kanal youtube kpu kota Yogyakarta, baru-baru ini, para Paslon adu strategi untuk mengatasi persoalan kesenjangan pembangunan di Kota Yogyakarta.

Paslon 01 Tawarkan Program Yogya Gerbang Selatan untuk Atasi Kesenjangan Ekonomi

Paslon nomor urut 01, Heroe Poerwadi dan Sri Widya Supena menganggap bahwa tantangan tersebut sesuai dengan rencana program kerjanya yang mereka rumuskan dalam “Yogya Gerbang Selatan”, melalui tiga pendekatan untuk mengatasi kesenjangan ekonomi

Calon Walikota, Sri Widya Supena menyebutkan, pertama, pendekatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan. Anak-anak usia sekolah disekolahkan, anak-anak yang tidak mampu kulian diberi beasiswa, dan pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat yang belum bekerja.

Pendekatan kedua, yakni redistribusi ekonomi, melalui program inkubator bisnis berbasis kewilayahan.

“Harapan kami nanti ada lokus-lokus bisnis di kampung-kampung yang akan kami latih dan dampingi,” papar Supena, pada 16 November 2024.

Pendekatan ketiga, melalui digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ini merupakan program paling inklusif, karena bisa dilakukan oleh siapa pun. termasuk para penyandang disabilitas.

Ilustrasi: stand-stand UMKM di Kampung Ramadan Masjid Jogokariyan Yogyakarta yang menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. (dok. kabarkota.com)

Calon Walikota Heroe Poerwadi menambahkan, pusat ekonomi akan diarahkan ke selatan, mulai dari Terminal Giwangan, XT Square, Taman Budaya Kota Yogyakarta, serta revitalisasi sungai-sungai untuk sport tourism maupun eco tourism.

“Dengan begitu, warga sekitarnya juga bisa mengakses pertumbuhan ekonominya,” harap mantan Wakil Walikota Yogyakarta ini.

Paslon 02 Berkomitmen Atasi Problem Sosial tanpa Menunggu APBD

Sementara Paslon nomor urut 2, Hasto Wardoyo – Wawan Hermawan menyoroti tentang kesenjangan sosial, dengan masih adanya sekitar 1.800 warga yang tinggal di rumah-rumah kumuh di tengah ingar bingar bangunan kota Yogyakarta yang megah.

“Kami akan segera kepada mereka, tanpa menunggu APBD maupun APBN,” tegas Hasto.

Ilustrasi: salah satu sudut pemukiman padat penduduk di Kota Yogyakarta. (dok. kabarkota.com)

Untuk pembangunan ekonomi, Hasto mengungkapkan, pihaknya akan menggerakkan ekonomi masyarakat kelas bawah, melalui gerakan bela beli sebagaimana yang pernah ia aplikasikan ketika menjadi Bupati Kulon Progo, dengan dipadukan program Gandeng Gendong yang telah diimplementasikan oleh Pemkot Yogyakarta.

Menurutnya, bazaar seperti yang sering digelar di Kotagede juga penting digalakkan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. Sekaligus sebagai bagian dari kompetisi mereka dengan waralaba atau toko-toko modern berjejaring.

Guna menggalakkan bazaar itu, pihaknya berkomitmen siap memberikan lapak-lapak gratis di Balaikota, bagi kaum difabel dan warga pemegang KMS Kota Yogyakarta.

Pelibatan masyarakat dalam mengatasi kesenjangan pembangunan, tegas Hasto, merupakan hal terpenting yang harus dilakukan oleh pemerintah.

Paslon 03 akan Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur Kawasan Selatan

Sedangkan Paslon nomor urut 3, Afnan Hadikusumo – Singgih Raharjo lebih menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur di kawasan Yogya selatan. Di samping juga menyinggung masalah kesenjangan ekonomi.

Calon Wakil Walikota, Singgih Raharjo menyampaikan, guna mengatasi
kesenjangan kawasan utara – selatan, maka pihaknya akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang diarahkan ke Kota Yogyakarta bagian selatan.

Taman Budaya Embung Giwangan, salah satu infrastruktur yang dibangun di kawasan selatan Kota Yogyakarta. (dok. kabarkota.com)

Terlebih, mantan Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta ini menyebut bahwa saat ini pembangunan Taman Budaya di Embung Giwangan masih dalam berproses.

“Itu menjadi langkah untuk menggerakkan sektor budaya dan ekonomi di sana,” anggap mantan Kepala Dinas Pariwisata DIY ini.

Selain itu, lanjut Singgih, pihaknya juga akan mengupayakan revitalisasi (Penataan ulang) Terminal Giwangan agar lebih bermanfaat, khususnya untuk mengoptimalkan fungsi pengendalian kemacetan lalu-lintas

Pada kesempatan tersebut, Calon Walikota Yogyakarta, Afnan Hadikusumo menuturkan, untuk pengurangan kesenjangan ekonomi akan dilakukan dengan memberikan pembinaan UMKM, melalui pemberian bantuan permodalan, membantu penyediaan bahan baku, serta pemasaran produknya.

“Alokasi anggaran Rp 100 juta/RW per tahun juga akan membantu mengurangi kesenjangan sehingga masyarakat di tingkat bawah bisa berdaya,” ucap mantan anggota DPD RI Perwakilan DIY ini. (Rep-01)

Pos terkait