Peneliti BPPT, Widjo Kongko (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko berharap, rencana pemerintah untuk mengoperasikan terbatas bandara baru di Kulon Progo, DIY pada bulan April 2019 ini ditunda.
Menurut perekyasa Balai Teknologi Infrastruktur dan Dinamika Pantai (BTIDP) BPPT ini, selain lokasi di sekitar bandara rawan bencana tsunami, mitigasi bencana yang dibangun semestinya juga harus dipersiapkan dengan baik dan matang. Terlebih, nantinya di sekitar bandara tersebut juga akan dibangun aero city yang menjadi pusat berkumpulnya banyak orang, serta keberadaan aset-aset negara yang harus dilindungi.
“Saya belum melihat ada upaya yang cukup untuk memitigasi bencana dari pihak bandara,” kata Widjo kepada wartawan di kantor Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta, Sabtu (6/4/2019).
Meskipun upaya untuk mereduksi tsunami telah disiapkan, namun itu berdasarkan skenario tsunami dengan magnitude 8.3. Sementara berdasarkan hasil kajian terakhir sejumlah scientist, di sekitar pantai selatan Jawa ada megathust hingga 9 Scala Richer (SR).
“Artinya, ada potensi bahaya di sana,” anggap ahli tsunami lulusan Leibniz Universitaet Hannover, Jerman ini
Potensi tersebut diperkuat dengan ditemukannya sedimen yang diperkirakan berumur 400 – 1.600 tahun yang terbentuk dari kejadian gempa bumi dengan magnitude sekitar 9 SR dan diikuti tsunami besar, di dekat lokasi pembangunan bandara tersebut. (Rep-01)