” Ada Seorang anak yang menangis guling-guling di pusat perbelanjaan karena tidak dibelikan mainan yang dia inginkan “. Kejadian diatas sering kita jumpai dan mungkin setiap orang tua pernah mengalaminya. Maka disinilah perlunya untuk ajari anak bersyukur.
“Kamu harus lebih banyak bersyukur,” itulah kalimat yang sering saya sampaikan pada anak saya. Saya mengatakan hal itu ketika anak saya merajuk minta mainan baru padahal di rumah dia sudah memiliki banyak mainan.
Atau ketika dia merengek minta makanan yang disukainya padahal dirumah sudah disiapkan makanan-makanan sehat lainnya. Masalahnya sekedar berkata seperti itu saja tidak cukup. Konsep bersyukur memang cukup sulit untuk dijelaskan pada anak.
Cara sederhana ajari anak bersyukur
Namun menurut Holly Holmer, pakar bidang pendidikan dan aktivitas anak, ada banyak cara mengajarkan anak bersyukur.
Ucapkan Terimakasih
Ajarkan anak mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang membantu dia sehari-hari. aik terhadap asisten rumah tangga yang membantu dia menyiapkan pakaian, kepada satpam komplek yang membukakan pintu, atau kepada penjual makanan di kantin sekolah.
Jadikan ucapan terimakasih sebagai kebiasaan namun bukan basa basi. Biarkan anak mengambil waktu lebih lama saat mengucapkan terimakasih pada seseorang. Dengan begitu ucapan itu lebih bermakna karena terjadi interaksi.
Kata Dalai Lama: “Saat kita mengucap syukur dan berterimakasih, terkandung rasa hormat kita pada orang lain.”
Beri contoh
Kita mungkin mengajarkan anak untuk berterimakasih. Tapi apakah kita juga memiliki kebiasaan yang sama? Kita perlu berterimakasih bukan saja kepada teman-teman atau orang dewasa lain yang membantu kita, namun juga pada anak kita bila ia melakukan sesuatu yang baik.
Hal itu menunjukkan bahwa kita mengetahui dan menghargai usaha mereka. Ucapan, “Terimakasih ya kamu sudah belajar rajin” misalnya, akan membuat anak merasa senang bahwa usahanya dihargai. Dia pun akan belajar menghargai usaha orang lain juga merupakan proses ajari anak bersyukur
Ungkapan terimakasih atau syukur juga perlu kita ucapkan untuk hal-hal yang kita miliki. Hal itu bisa kita sebutkan dalam doa makan bersama anak-anak, atau dalam berbagai kesempatan lain.
Soal ini ada kutipan indah dari Meister Eckhart: “Jika satu-satunya doa yang pernah kau panjatkan sepanjang hidupmu adalah ucapan terimakasih, maka itu sudah cukup.”
Membantu orang lain juga merupakan ajari anak bersyukur
Kegiatan membantu orang lain adalah cara yang sangat baik untuk menumbuhkan rasa syukur, karena orang yang membantu akan mendapatkan rasa senang terhadap apa yang dia lakukan.
Coba ajaklah anak-anak ikut kerja bakti, atau menyiapkan minuman bagi bapak-bapak yang bekerja bakti, tentu dia akan merasa bangga melakukannya. Anak perlu tahu bahwa mereka bisa ikut menyumbangkan waktu dan tenaganya untuk membantu orang lain.
Luangkan waktu bersama anak-anak
Meluangkan waktu bersama anak adalah sesuatu yang super penting karena hal itu memungkinkan kita memberi sesuatu yang berharga, yakni waktu kita. Dengan bersama anak-anak, kita menunjukkan betapa mereka itu penting sekaligus menunjukkan rasa syukur bahwa mereka ada di keluarga kita.
Saat bersama, anak-anak juga bisa mengerti lebih banyak soal orangtuanya dan mengambil contoh yang diberikan mereka.
Buat daftar syukur
Ajaklah anak membuat daftar hal-hal yang patut mereka syukuri hari itu. Dengan begitu mereka akan menyadari banyaknya kebaikan yang mereka terima, dan berusaha mencari hikmah atau sisi positif dari setiap peristiwa.
Daftar ini sederhana saja, misalnya bersyukur karena hari ini sehat, makan kenyang, tidak kehujanan, atau boleh bermain ponsel sebentar.
Dengan bersyukur dan melakukannya dari hati, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang bahagia, penuh empati, dan tidak penuntut.