Antrian panjang di salah satu SPBU di Yogyakarta saat pembatasan kuota BBM bersubsidi diberlakukan 26 Agustus 2014 lalu. (Sutriyati/kabarkota.com)
JAKARTA (kabarkota.com) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, pemerintah akan mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, setelah 16 November atau sepulangnya lawatan Presiden, Joko Widodo (Jokowi) dari luar negeri.
Menurut Sudirman, Usai menghadiri KTT APEC di Tiongkok, Jokowi dijadwalkan akan mengikuti KTT ASEAN di Myanmar, dan menghadiri pertemuan G20 di Australia. Jokowi baru akan kembali ke Indonesia pada 16 November malam.
“Pengumuman resmi kenaikan harga BBM akan dilakukan oleh Presiden sendiri,” kata Sudirman, Selasa (11/11).
Sembari menunggu keputusan resmi tersebut, Menteri ESDM meminta agar masyarakat tidak melakukan penimbunan BBM, dengan pembelian dari Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) secara berlebihan. Sebab, kata Menteri, Pertamina telah menjamin ketersediaan stok BBM. Khususnya selama 16-18 hari ke depan.
"Tadi pagi kami sudah berkoordinasi dengan Plt Dirut Pertamina untuk membahas persiapan kenaikan harga BBM," kata mantan Direktur Utama PT Pindad tersebut.
sementara pekan lalu, Plt Dirut Pertamina Muhamad Husen melaporkan bahwa tren pembelian BBM bersubsidi meningkat, seiring dengan rencana pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada bulan ini.
Hingga 31 Oktober 2014 lalu, Pertamina telah menyalurkan BBM bersubsidi sebanyak 39,07 juta kiloliter (KL) atau 86,1% terhadap alokasi kuota BBM bersubsidi tahun ini. Rinciannya terdiri dari premium sebanyak 24,92 juta KL dan solar 13,38 juta KL. Saat ini stok Premium Pertamina cukup untuk 16 hari dan solar cukup untuk 19,8 hari. (CNN Indonesia)