Beberapa aparat kepolisian saat menembakkan gas air mata ke arah massa aksi, di pertigaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (27/11). (Ahmad Mustaqim/kabarkota.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Aksi penolakan kenaikan harga BBM di Pertigaan UIN Sunan Kalijaga, Kamis (27/11) berujung rusuh.Kepolisian terpaksa membubarkan ratusan massa aksi dengan tembakan peringatan. (Baca juga: Ini Pembeda Gerakan Mahasiswa Pra dan Pasca Reformasi)
Tak cukup sampai di situ, kepolisian juga menembakkan gas air mata. Massa aksipun tak tinggal diam. Berulang kali mereka balik melemparkan batu.
Aksi yang semula berjalan tertib ini kian memanas. Salah seorang mahasiswa yang mengenakan batik dan celana hitam nekad mendatangi barikade kepolisian yang mengenakan peralatan lengkap, seperti tameng, pentungan, dan tembakan gas air mata. Ia meminta agar kepolisian tidak melakukan perlawanan. "Ya Allah. Nanti bertambah rusuh, pak," kata dia.
Pantauan kabarkota.com, kerusuhan bermula ketika massa aksi meneriaki dan melarang pengendara sepeda motor yang ingin melewati di dalam kerumunan massa aksi. Di sisi lain, polisi yang berada tak jauh dari massa aksi mempersilakan.
Massa aksi yang berasal dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Social Movement Institute (SMI), serta Front Mahasiswa Yogyakarta (FMY), tetap ngotot tidak mempersilakan lewat. (Baca juga: Kembali Blokir Jalan Laksda Adisucipto, Massa Usung Replika Keranda Mayat)
Diduga terjadi provokasi, beberapa massa aksi melemparkan batu. Polisi segera bergerak dan menembakkan gas air mata. Kemudian, massa aksi bergerak mundur ke selatan menuju kampus UIN.
Hingga berita ini diturunkan, kondisi lalu lintas mulai lancar, meskipun arah jalan yang membelah kampus UIN masih tertutup dari pengendara dan massa aksi masih bertahan.
AHMAD MUSTAQIM