Foto: news.com.au
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Kesuksesan dalam berbisnis tidak perlu menunggu usia dewasa. Setidaknya bocah asal Memphis, Amerika Serikat bernama Moziah Bridges membuktikannya. Di usia 9 tahun, itu sudah memulai bisnis dasi kupu-kupu. Hanya perlu tiga tahun, bisnis dasi kupu-kupu itu menghasilkan 150 ribu dolar Amerika atau sekitar Rp1,6 miliar.
Dalam usianya yang masih kecil, Moziah tergolong anak yang suka memilih-milih busana. Tak satu pun toko yang dapat memuaskan selera berbusananya. Hingga suatu saat ia membujuk neneknya agar bersedia mengajarinya cara menjahit. Itulah awal kelahiran Mo’s Bows, produk ciptaan Moziah Bridges. Sejumlah produk yang dihasilkan Mo’s Bows antara lain dasi kupu-hingga hingga kaus oblong.
“Saya memulai bisnis ini saat masih duduk di bangku kelas empat sekolah dasar,” ujarnya dikutip suara.com. Kini, bisnis Moziah sudah menyebar luas dan mulai menerima pesanan dari toko baju papan atas.
Di awal berbisnis, sang ibu membantu membuat kartu bisnis dan membuat website untuk memajang dasi kupu-kupu buatan Moziah yang dijual dengan harga 40-60 dolar Amerika. Secara perlahan, pesanan untuk dasi kupu-kupu mulai meningkat hingga akhirnya media berebut untuk mewawancarai Moziah.
Sejak pertama kali menjual dasi kupu-kupu pada 2011, Moziah berubah dari seseornag yang sendirian membuat dasi kupu-kupu hingga mempunyai tiga pegawai. Di tahun pertama, Moziah bisa meraih penghasilan 10 ribu dolar Amerika. Tiga tahun kemudian, keuntungan yang diraihnya sudah mencapai 90 ribu dolar Amerika.
Sang ibu mengatakan, keuntungan yang diraih dari bisnis dasi kupu-kupu itu akan membantu Moziah untuk bisa masuk perguruan tinggi. Moziah ingin masuk ke Parson’s School of Design di New York. Meski sudah bergelut dengan bisnis dasi kupu-kupu, sang ibu tetap berusaha agar Moziah tetap berperilaku seperti anak usai 12 tahun.
Meski masih berusia 12 tahun, Moziah bertanggung jawab atas semua disain dasi kupu-kupu yang akan dibuat, termasuk memilih pola dan bahannya. Dia juga melakukan kualitas kontrol terhadap hasil akhirnya.
Apabila ada yang kurang bagus, maka Moziah akan menyuruh karyawannya untuk menjahit ulang atau menyeterika ulang. Moziah mengaku beruntung mempunyai seorang ibu yang mendukung bisnisnya.
“Ibu memberikan motivasi kepada saya dan menyuruh saya untuk terus maju. Saya beruntung punya orang yang mendukung saya dalam menjalankan bisnis,” ujarnya. (suara.com)