Warung bakso panjang milik Darimin, di Dusun Ngepringan , Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, DIY. (Sutriyati/kabarkota.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Jika bakso yang dijual itu umumnya berbentuk bulat, maka di Dusun Ngepringan , Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, DIY ada sebuah warung bakso yang menyajikan bakso panjang, dengan rasa yang cukup menggoyang lidah.
Darimin, pemilik warung bakso yang ia namai “Tresno Roso” mengungkapkan bahwa ide membuat bakso yang tampilannya berbeda ini karena selama ini sudah banyak penjual bakso bulat dengan berbagai ukuran. Namun, belum ada satu pun bakso yang dibuat memanjang seperti yang ia tawarkan kepada pelanggannya ini.
Pria asal Wonogiri ini mulai mengenalkan bakso panjang di Yogyakarta, sejak 2014 lalu dan hingga kini cukup diminati pelanggan. Dalam sehari, bapak dua anak ini memproduksi sekitar 150 hingga 300 porsi bakso panjang, dengan ukuran panjang 15 -17 cm yang kemudian dipotong-potong sebelum disajikan.
“Proses membuat bakso panjang ini relatif lebih sulit dibandingkan membuat bakso yang berbentuk bulat,” kata Darimin kepada kabarkota.com, saat ditemui di warungnya, Sabtu (7/7/2018).
Untuk satu porsi bakso panjang dibandrol dengan harga Rp 10.000. Selain itu, warung baksonya juga menyediakan bakso santhet, dengan harga Rp 20.000 per porsi, serta bakso berukuran sedang lainnya, dengan harga variatif. Setiap harinya, warung bakso yang buka setiap hari, mulai pukul 08.00 – 22.00 WIB ini mampu meraup omzet Rp 2.5 juta di hari-hari biasa, dan mencapai hampir Rp 4 juta per hari, saat akhir pekan.
Menurut Darimin yang biasa disapa gondrong ini, kehadiran media sosial saat ini sangat membantu pemasaran bakso panjang miliknya. Itu terbukti dari banyaknya pembeli yang datang tak hanya dari wilayah Yogyakarta, tapi juga luar daerah karena sebelumnya mereka melihat keberadaan bakso panjang dari internet.
Hanya saja, pria 38 tahun ini menambahkan, pihaknya belum dapat menambah jumlah produksi bakso panjangnya, karena keterbatasan tenaga kerja. “Sekarang ini mencari tenaga kerja tak semudah dulu,” keluhnya. Meski begitu, Darimin tetap melayani pemesanan untuk catering, selama masih memungkinkan. (Sutriyati)