Beras yang dijual dengan harga murah oleh Disperindag Kabupaten Sleman melalui program Semar Mesem di halaman lapangan TGP, Kalurahan Margoluwih, Kapanewon Seyegan, pada Kamis (22/2/2024). (dok. kabarkota.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Ratusan orang yang mayoritas ibu-ibu mengantre di bawah tenda merah putih berukuran besar untuk mendapatkan sembako dengan harga murah yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, melalui program Sembako Murah Menyenangkan Seluruh Masyarakat (Semar Mesem), di halaman Lapangan TGP, Kalurahan Margoluwih, Kapanewon, Seyegan, pada Kamis (22/2/2024).
Kursi-kursi lipat yang disediakan tak cukup menampung warga yang hadir hingga sebagian dari mereka memilih berdiri dan duduk lesehan di sekitar tenda.
Ada juga yang menunggu giliran sembari menikmati jajanan tapi tidak sedikit pula yang terlihat kelelahan, terutama orang-orang ‘sepuh’ yang sudah cukup lama menunggu giliran di tengah panasnya cuaca menjelang tengah hari.
Di sudut lain, ujung utara tenda, seseorang yang memegang mic sibuk memanggil orang-orang, sesuai nomor antrean mereka untuk maju dan berbelanja bahan pangan, seperti beras, telur, tepung terigu, gula pasir maupun minyak goreng dengan harga khusus.
Nuryanti, warga dari Kalurahan Sidoagung, Kapanewon Godean mengaku dirinya telah mengambil nomor antrean sejak pukul 08.30 WIB dan baru mendapatkan giliran sekitar pukul 10.30 WIB.
“Saya membeli empat liter minyak goreng, 2 kg gandum, dan 4 kg gula pasir,” ungkap perempuan berkacamata ini kepada kabarkota.com.
Untuk beras medium jenis C4 kemasan 5kg, warga cukup membayar Rp 65.000. Sedangkan beras premium Lesoeng kemasan 5 kg bisa ditebus dengan harga Rp 67.500. Tepung terigu harganya kisaran Rp 7.000 – Rp 10.000 per kg, tergantung merek. Gula pasir kemasan 1 kg harga Rp 14.000, telur ayam Rp 26.000 per kg, dan minyak goreng antara Rp 14.000 – Rp 14.500 per liter.
Bagi Nuryanti sebagai ibu rumah tangga, tebus murah sembako seperti ini cukup membantu di tengah mahalnya harga sejumlah bahan pokok, terutama beras yang melambung tinggi, akhir-akhir ini.
“Harga beras yang mahal jelas sangat memberatkan kami. Saya berharap, pemerintah bisa menstabilkan harga-harga bahan pokok yang semakin mahal,” ucapnya.
Yuni, warga di Kalurahan Margoluwih, Kapanewon Seyegan juga mengakui hal yang sama bahwa mahalnya harga beras membuat perekonomian keluarganya kian berat.
“Kenaikan harga beras dan kebutuhan bahan pangan lainnya membuat saya pusing karena pendapatan kami menjadi tidak cukup untuk biaya hidup satu bulan,” ungkapnya.
Hampir setiap hari, dia memasak sekitar 1 kg beras untuk makan lima anggota keluarganya. Belum lagi harga lauk pauk yang juga tak kalah mahal.
“Sekarang kami kalau makan lauknya tahu dan tempe saja. kalau ada nasi sisa kemarin, kami masak jadi nasi goreng,” katanya lagi.
Oleh karenanya, ibu dua anak ini merasa bersyukur bisa membeli 10 kg beras premium yang enak dengan harga Rp 67.500/ 5 kg. Mengingat, di pasaran harganya bisa mencapai Rp 80.000 – Rp 85.000/ 5 kg.
“Sisa uangnya bisa untuk uang saku anak-anak saya ke sekolah,” tutur ibu dua anak ini.
9 Ton Beras untuk warga Sleman Barat
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman, Kurnia Astuti menjelaskan, pasar murah ini sengaja digelar di empat titik berbeda sebagai upaya pengendalian harga-harga bahan pokok, termasuk beras yang meningkat signifikan menjelang bulan puasa. Sekaligus membantu warga mendapatkan harga bahan pokok yang lebih murah dibandingkan harga di pasaran.
“Kami memberikan potongan harga itu antara Rp 2.500 – Rp 3.000 per kg per komoditas,” jelasnya.
Pasar murah kali ini, lanjut Kurnia, pihaknya menyediakan 9 ton beras, 1 ton telur, 1.500 liter minyak goreng, dan 2 ton gula pasir, dengan asumsi untuk melayani sekitar 600 – 700 warga di tiga kapanewon.
Kurnia menambahkan, bagi warga yang hendak membeli sembako murah ini harus menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai warga Sleman. Guna mencegah adanya pedagang yang turut membeli untuk kepentingan dijual kembali, maka pembeliannya dibatasi dan tidak bisa diwakilkan.
Selain di halaman Lapangan TGP sebagai titik untuk area Sleman Barat, Disperindag Sleman juga menggelar kegiatan serupa di Lapangan Tirtoadi, Kapanewon Mlati untuk area Sleman Tengah; Kapanewon Turi mewakili Sleman Utara; dan Kapanewon Kalasan untuk melayani warga di Sleman Timur, sejak 21 – 26 Februari 2024 mendatang. (Rep-01)