Ketua Sangha Bhiksuni Sangha Agung Indonesia, Mahatheri Nyanapundarika. (Sutriyati/kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Konflik Rohingya yang terjadi di negara Myanmar dianggap bukan bagian dari masalah yang disulut karena perbedaan agama.
Seorang bhiksuni Indonesia, Mahatheri Nyanapundarika kepada wartawan di kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (23/6) mengungkapkan bahwa konflik antaretnis yang terjadi selama ini dipicu oleh persoalan sosial atau pun kemanusiaan.
"Sebenarnya, Myanmar termasuk negara miskin," kata Ketua Sangha Bhiksuni Sangha Agung Indonesia ini. (Baca juga: Tampung Pengungsi Rohingya, Ini Tantangan Berat Indonesia)
Meski begitu, pihaknya sebagai wanita Buddhis juga mengaku prihatin dengan berhembusnya isu-isu yang tak nyaman tersebut.
"Rohingya itu pendatang. Kami menghargai mereka, tidak ada masalah, tidak akan ada yang akan menghancurkannya," lanjutnya.
Selain persoalan sosial dan kemanusiaan, ia juga menduga, konflik berkepanjangan tersebut juga dipicu oleh persoalan politik di negara yang mayoritas memeluk agama Buddha itu.(Baca juga: Ini Solusi Ketum PP Muhammadiyah soal Pengungsi Rohingya)
Lebih lanjut perempuan yang telah mengabdi sebagai bhiksuni selama lebih dari 20 tahun ini juga mengklaim telah melakukan berbagai bentuk komunikasi untuk membantu menyelesaikan persoalan itu. Hanya saja, ia menegaskan, tidak akan masuk ke ranah politik atau pun pemerintahan.
SUTRIYATI