Bonus Demografi Indonesia bisa Picu Imperialisme

Seminar dan Bedah Buku Kapitalisme Negara dan Masyarakat, di Kampus Universitas Proklamasi (UP) 45, Yogyakarta, Rabu (16/12). (Sutriyati/kabarkota.com)

SLEMAN (kabarkota.com) – Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, Indonesia diperkirakan akan mengalami ledakan penduduk. Aktifis muda Nahdlatul Ulama (NU), Nur Khalik Ridwan menganggap, jika Negara tak mampu mengelola  bonus demografi tersebut secara baik, maka akan memicu masuknya imperialisme di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, hal itu mungkin terjadi, mengingat ekspansi dari Negara-negara maju mulai bergeser dari Timur Tengah ke Asia Timur, seiring adanya proteksi dari imperialisme yang cukup kuat dari Iran, Rusia, dan Tiongkok, dengan cara mereka masing-masing.

"Di Afrika juga sudah cukup banyak negara-negara yang mendukung Tiongkok," kata Khalik dalam Seminar dan Bedah Buku Kapitalisme Negara dan Masyarakat, di Kampus Universitas Proklamasi (UP) 45, Yogyakarta, Rabu (16/12).

Sementara penulis buku, Nur Sayyid Santosa Kristeva berpendapat bahwa saat ini negara justru berada dalam cengkraman kapitalis, karena hampir seluruh investor yang mengelola Sumber Daya Alam (SDA) milik Indonesia berasal dari asing.

"Di negara Neolib, negara tidak boleh mengganggu masuknya investor dan mendorong free trade," anggapnya.

Hal senada juga diungkapkan Rektor UP 45, Dawam Raharjo yang menilai, imperialisme merupakan bentuk neolib masa kini, di mana mereka menghendaki semua diprivatisasi, sementara negara hanya berperan sebagai pemadam kebakaran.

"Kalau ada kegagalan semisal utang luar negeri tak bisa dibayar, maka negara yang bailout," ujarnya. (Rep-03/Ed-03)

Pos terkait