BPPTKG DIY Harapkan Keindahan Luncuran Lava Pijar Merapi jadi Daya Tarik Wisata

Ilustrasi (dok. fb info bpptkg)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Sejak setahun lalu atau tepatnya 21 Mei 2018, aktivitas Gunung Merapi dinaikkan statusnya dari Normal menjadi Waspada (Level II).

Bacaan Lainnya

Meski demikian Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY, Hanik Humaida menyatakan, dengan status tersebut, masyarakat masih bisa melakukan aktivitas dengan aman, selama tidak berada di radius 3 km dari puncak Merapi.

Bahkan Hanik berharap, luncuran lava pijar dari puncak Merapi itu justru bisa menjadi daya tarik wisata, khususnya di malam hari.

“Menarik untuk wisata karena aliran lava pijar bisa menjadi fenomena alam yang indah, dan bisa dinikmati secara langsung,” kata Hanik dalam Diskusi “Merawat Ketangguhan Warga Merapi”, di kantor BPPTKG DIY, Selasa (21/5/2019).

Sementara Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman, Sudarningsih menambahkan, selama ini kunjungan wisatawan di Sleman terbanyak itu di Candi Prambanan dan Kaliurang. Pada Tahun 2017, dari sekitar 7.2 juta wisatawan, 1 juta diantaranya disumbang dari obyek Wisata Kaliurang. Sedangkan pada tahun 2018, jumlah kunjungan wisatawan di Kaliurang menurun. Pasalnya, dari 8 jutaan total wisatawan, 600 ribunya dari Kaliurang

“Karena itu perlu ditambahkan atraksi malam hari supaya wisatawannta meningkat,” ucapnya.

Sedangkan Staf Pengajar Jurusan Teknik Geologi UGM, Agung Harijoko menjelaskan, sebenarnya fenomena erupsi Merapi itu akan berulang. Hanya saja ada perbedaaan karakter letusan di tahun 2010 dengan 2018. Jika pada 2010 ada kubah lavanya, maka setelah 2010 itu kubah lavanya runtuh dan erupsi Merapi kembali ke karakter normalnya. (Rep-03)

Pos terkait