#BubarkanKPAI jadi “Trending Topic”, MTCC UMY tetap Dukung KPAI

Ilustrasi (dok.kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Keputusan Pesatuan Bulutangkis (PB) Djarum mengakhiri audisi atlet muda berbakat sebagai respon terhadap sikap Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menganggapnya sebagai eksploitasi anak terselubung, menuai pro dan kontra.

Bacaan Lainnya

Di media sosial, Twitter, pada Senin (9/9/2019), para netijen yang kontra terhadap sikap KPAI, ramai-ramai menyematkan #PBDjarumJanganPamit dan #BubarkanKPAI, pada unggahan mereka.

Salah satunya akun @MbeteJunior. Pada unggahannya, Josh Junior menulis, Jangan biarkan bulu tangkis Indonesia tinggal sejarah #PBDjarumJanganPamit #BubarkanKPAI. Ungggahan tersebut juga disertai dengan gambar mantan atlet bulutangkis kelas dunia, Susi Susanti yang tengah menangis.

(dok. Twitter)

Sementara, Wakil Direktur Muhammadiyah Tobacco Control Center Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (MTCC UMY), Dianita Sugiyo menyatakan dukungannya atas langkah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menginginkan agar logo-logo Djarum tak muncul dalam atribut program Persatuan Bulutangkis (PB) Djarum.

Dukungan tersebut disampaikan Dianita menyusul adanya polemik PB Djarum yang akan menghentikan audisi atlet mulai tahun 2020 mendatang, sebagai bentuk respon terhadap sikap KPAI.

“Audisi yang diselenggarakan PB Djarum itu termasuk strategi iklan dan sponsorship,” kata Dianita saat dihubungi kabarkota.com, Minggu (8/9/2019).

Menurutnya, Sikap KPAI tersebut sudah tepat untuk kepentingan perlindungan anak yang diatur dalam Undang-Undang No 35/2014. Terlebih, di tahun 2019 ini, prevalensi perokok di range anak di bawah umur, naik menjadi 9.1% atau jauh melesat dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 5.4%.

Namun demikian, Dianita menyatakan jika memang PB Djarum masih tetap akan menggelar audisi sebenarnya KPAI tidak mempermasalahkan, selama tidak mencantumkan nama brand dalam atribut program.

“Mau jadi apa generasi bangsa ini, kalau peredaran rokok lengkap dengan iklan, promosi, dan sponsorshipnya merajalela di negeri ini?. Bagaimana itu nasib bonus demografi, jika generasi saat ini sudah terkena candu rokok, kanker dan penyakit tidak menular lain?” sesal Dianita.

Pihaknya juga berpendapat bahwa, dengan visi misi Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun SDM yang unggul, harus dibarengi regulasi-regulasi yang berpihak pada perlindungan rakyat. Salah satunya terhadap serbuan candu rokok ini.

Logo MTCC UMY (Dok. Istimewa)

Sebelumnya, pada 7 September 2019, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin menyampaikan, audisi pencarian bakat atlet muda bertalenta tahun 2019 menjadi yang terakhir, karena mulai tahun 2020 mendatang, pencarian bakat atlet di berbagai penjuru negeri resmi ditiadakan.

“Sesuai dengan permintaan pihak terkait, pada audisi kali ini, kami menurunkan semua brand PB Djarum. Karena dari pihak PB Djarum sadar untuk mereduksi polemik itu, kami menurunkannya. Kedua, kaos yang dibagikan kepada ana-anak tidak akan kami bagikan lagi seperti sebelumnya, dan mereka akan memakai kaos asal klubnya masing-masing, dan itu sudah lebih dari cukup. Kami sudah memutuskannya, tidak ada deal-dealan lagi, diterima atau tidak, kami sudah memutuskan seperti itu,” ungkap Yoppy seperti dilansir laman resmi PB Djarum. (Rep-01)

Pos terkait