Aksi BEM KM UGM mencegat mobil yang diduga milik pejabat sebagai bentuk protes atas acara peringatan Hari Anti Korupsi Internasional yang digelar di Graha Sabha Pramana (GSP), Selasa (9/12). (Ahmad Mustaqim/kabarkota.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Belasan mahasiswa yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) memprotes acara peringatan Hari Anti Korupsi Internasional di kampus mereka, tepatnya di Graha Sabha Pramana (GSP).
Menurut mereka, acara yang berlangsung 9-11 Desember 2014 itu diskriminatif lantaran mereka tidak diizinkan masuk ke dalam lingkungan GSP. "Kami bermaksud menunggu pak Jokowi untuk dialog langsung dan bertemu," kata Presiden BEM KM UGM, Aditya Herwin kepada kabarkota.com, Selasa (9/12).
Massa aksi melakukan orasi bergantian di pertigaan depan GSP. Sempat terjadi ketegangan antara massa dengan petugas keamanan kampus, termasuk kepolisian yang ditugaskan berjaga.
Bahkan mereka sempat menghalangi mobil yang diduga terdapat para pejabat, diantaranya bupati Kulonprogo dan Walikota Yogyakarta. Mereka tidak terima lantaran tidak diizinkan memasuki area GSP.
"Ini kampus kami, bukan kampus paspampres atau pejabat," kata salah seorang orator saat mempersilakan pengendara sepeda motor yang hendak memasuki area GSP.
Tensi keamanan sempat meningkat karena ada cek cok adu pendapat antara keamanan universitas dengan mahasiswa. Namun, tensi mulai menurun lantaran undangan yang mahasiswa tunjukkan agar bisa masuk bukan untuk acara tersebut, melainkan acara kuliah umum di Balai Senat yang akan berlangsung setelahnya.
Massa mulai membubarkan diri setelah rombongan Presiden Jokowi masuk melewati pintu barat UGM. Massa pun gagal menghalangi rombongan presiden untuk masuk area GSP dan memilih bertemu dalam kuliah umum di Balai Senat UGM.
AHMAD MUSTAQIM