Ilustrasi (dok. facebook)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah menggagalkan banyak agenda event. Termasuk salah satunya, perayaan Mayday atau Hari Buruh Internasional yang rencananya akan digelar di Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.
Kepala Bidang (Kabid) Kesejahteraan dan Hubungan Industrial (KHI) Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans) Kota Yogyakarta, Emy Indaryati mengungkapkan, rencana perayaan Mayday pada tahun 2020 ini terpaksa ditiadakan, sebab tak memungkinkan untuk mengumpulkan banyak orang.
“Di samping itu juga adanya rasionalisasi anggaran, di mana saat ini anggaran diprioritaskan untuk kegiatan-kegiatan dalam rangka penanganan Covid-19,” jelas Emy kepada kabarkota.com, Rabu (29/4/2020).
Menurutnya, anggaran sekitar Rp 100 juta yang sebelumnya akan dipakai untuk berbagai kegiatan memperingati Mayday, kini sudah dihapus.
Sementara rencananya, kata Emy, anggaran tersebut akan dipakai untuk menggelar berbagai kegiatan. Diantaranya, gathering pekerja, perlombaan, aksi donor darah, maupun hadiah untuk menyemangati sekitar 1.500 pekerja di Yogyakarta.
Rencana semula, karena bersamaan dengan bulan Ramadhan, maka gathering dilaksanakan saat buka bersama. Sedangkan kegiatan lomba dan lain-lain, pelaksanaannya setelah bulan puasa,” paparnya.
Meski demikian, Emy berharap meski dalam situasi seperti sekarang, para pekerja di Kota Yogyakarta tak kehilangab semangat. Termasuk bahu-membahu dalam mengikuti anjuran pemerintah terkait penanganan Covid-19 sehingga wabah ini dapat segera berlalu.
“Kondisi dunia usaha, khususnya jug terkait ketenagakerjaan bisa segera pulih seperti sediakala,” imbuhnya.
Sementara terkait situasi pandemi Covid-19 ini, Emy juga mengaku, Saat ini dinkopukmnakertrans mlkkan pendataan pekerja terdampak Covid-19, khususnya di Kota Yogyakarta.
Berdasarkan data pada Triwulan ke-IV Tahun 2019, sebut Emy, ada sekitar 1.600 perusahaan yang wajib lapor. Namun, sampai dengan 28 April 2020, baru 227 perusahaan yang mengirimkan datanya ke Disnakertrans Kota Yogyakarta.
“Dari data yabg masuk ke kami ada 7.633 pekerja yang terdampak PHK/ dirumahkan. Dari jumlah itu, 1.488 orang diantaranya berdomisili di Kota Yogyakarta. Kebanyakan dari bidang usaha perhotelan,” ucapnya. (Rep-01)