Dwikorita Karnawati saat membacakan sumpah jabatan sebagai Rektor UGM 2014-2017. (Sumber: www.ugm.ac.id)
SLEMAN (kabarkota.com)
– Dwikorita Karnawati telah resmi menjabat sebagai Rektor Universitas
Gadjah Mada (UGM). Dwikorita resmi dilantik Majelis Wali Amanat (MWA)
UGM pada Senin (24/11) di Balai Senat UGM.
Akhir pekan lalu, Sabtu (22/11) MWA UGM telah menetapkan Dwikorita
sebagai rektor untuk menggantikan Pratikno yang saat ini menjabat
sebagai Menteri Sekretaris Negara. Ia akan duduk dijabatan tersebut
hingga Mei 2017.
Ketua MWA UGM, Sofyan Effendi mengatakan bahwa Dwikorita diharapkan
mampu menjadikan UGM sebagai kampus nasional yang mendunia. Menurutnya,
tantangan itulah yang harus bisa dipenuhi Dwikorita selama menjabat.
"Dwikorita merupakan rektor perempuan pertama sepanjang kampus ini
berdiri sejak 68 tahun lalu. Kami berharap (Dwikorita) mampu menjawab
tantangan itu," kata Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UGM, Sofyan Effendi
di UGM.
Sofyan menjabarkan, sistem masuk perguruan tinggi, seperti Seleksi
Nasional Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang 'mangadu'
kompetensi calon mahasiswa, lebih banyak mengakomodasi mahasiswa lokal
(Jawa). Akibatkan, kampus seperti UGM saat ini didimonasi mahasiswa
lokal. "Jumlah mahasiswa UGM saat ini kurang dari 10 persen yang dari
luar jawa," ujarnya.
Selain itu, kata Sofyan, sistem tersebut juga bisa berdampak pada
dominasi orang lokal (Jawa) yang memiliki kesempatan untuk menjadi
pemimpin UGM. "Bisa-bisa tidak ada nanti rektor yang berasal dari Aceh,
Bangka, atau Sumba," ucapnya.
Sofyan menambahkan, perguruan tinggi di Indonesia hingga saat ini belum
mampu menyediakan hasil riset yang diperlukan untuk pembangunan
nasional. Disamping itu, ada ketidaksesuaian antara keterampilan di
perguruan tinggi dengan kebutuhan nasional, dan disiplin di dunia
akademik yang hingga saat ini belum berbicara.
"Over spesialisasinya berlebihan. Negara membutuhkan multidisiplin," ungkapnya.
AHMAD MUSTAQIM
