Ilustrasi (dok. pixabay)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY meminta agar 27 Rumah Sakit (RS) Rujukan Covid-19 turut mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus positif, pasca libur lebaran 2021.
Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie meminta, agar semua RS rujukan menyiagakan tempat tidurnya untuk penanganan Covid-19. Meskipun mungkin saat ini sedang digunakan untuk kondisi-kondisi lain.
“Artinya selama 1-2 minggu ke depan, kondisi tersebut harus diantisipasi. Tempat tidur untuk pelayanan Covid-19 harus tetap dijaga,” tegas Pembajun dalam siaran pers, baru-baru ini.
Menurutnya, tingkat keterisian tempat tidur di seluruh RS rujukan di DIY saat ini memang cenderung mengalami penurunan. Dari 905 tempat tidur yang tersedia, tingkat keterisiannya tidak mencapai 50 persen. Namun demikian, Pembajun juga menyampaikan bahwa kebutuhan tempat tidur di ruang ICU masih relatif tinggi sehingga perlu diwaspadai.
Pihaknya juga menambahkan bahwa semua RS rujukan tersebut juga harus siap untuk menambah ketersediaan tempat tidur, jika kasus Covid-129 melonjak di DIY.
“Tapi kami berharap itu (lonjakan kasus) tidak terjadi,” harapnya.
Lebih lanjut Kadinkes DIY mengimbau agar masyarakat mengutamakan keselamatan bagi dirinya, meskipun tetap melakukan aktivitas yang terbatas. Temasuk di tempat-tempat wisata.
Sementara, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengungkapkan, selama libur lebaran, tingkat kunjungn wisatawan di kawasan Malioboro mengalami penurunan drastis, yakni antara 500 – 700 pengunjung per hari. Meskipun sempat ada kenaikan hingga mencapai 1000 orang per hari pada akhir pekan.
“Tentu jumlah tersebut sangat berbeda dengan data harian selama pandemi yang mencapai 2000-3000 per hari, dan sekitar 4000-5000 orang per hari pada hari Sabtu dan Minggu,” ucapnya.
Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta ini juga mengatakan, selain sejumlah destinasi wisata, tingkat hunian hotel selama libur lebaran juga menurun drastis.
“Jadi memang masa PPKM mikro dan libur lebaran ini, sektor pariwisata dan pendukungnya seperti hotel, destinasi wisata, kuliner dan oleh-oleh mengalami pukulan cukup besar,” sambungnya.
Hal itu mengingat, selama PPKM mikro diterapkan, perjalanan orang ke luar kota juga sangat kecil sehingga berpengaruh terhadap jumlah kunjungan dan orang yang menginap di Hotel. (Rep-01)