Manager Humas PT KAI Daops 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Rencana revitalisasi Stasiun Lempuyangan Yogyakarta sudah didengungkan cukup lama. Bahkan, maket awal revitalisasi tersebut sudah sempat dipasang di stasiun.
Namun hingga kini, Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) 6 Yogyakarta mengaku, pihaknya belum mengetahui progres dari rencana pembenahan stasiun tersebut.
“Itu programnya nasional, jangka panjang,” kata Eko di kantornya, Senin (13/1/2020).
Ditanya terkait kemungkinan adanya penertiban lahan di sekitar stasiun, Eko menyatakan, pihaknya juga tak tahu-menahu tentang hal tersebut. Namun, jika nanti ada perluasan area stasiun, maka tanah yang digunakan merupakan tanah Sultan Ground (SG) yang selama ini memang dikelola oleh PT KAI.
Selain itu, Eko menambahkan, wacana untuk memindahkan pintu masuk stasiun Lempuyangan dari sisi selatan ke arah utara sebagai bagian dari revitalisasi, sebenarnya sudah lama ada.
“Itu bukan kemauan PT KAI saja, melainkan Pemprov, Pemkot, dan pemilik aset (Keraton),” tegasnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya sedang fokus melakukan pembenahan jangka pendek, seperti membenahi stasiun dengan menambah fasilitaskarena seperti perbaikan mushala, penambahan toilet, ticketing, dan area tunggu.
Sementara Kepala Stasiun Besar Lempuyangan Yogyakarta, Toni Haryanto menjelaskan, untuk penataan di zona 2 sudah mencapai 80% sehingga target selesai pembangunan pada akhir bulan Januari 2020 ini akan terlaksana.
“Jumlah penumpang di sini sekitar 5.000 – 7.000 per hari. Sedangkan kapasitas stasiun tidak memadahi, maka manajemen Daops 6 Yogyakarta melakukan pelebaran dan penataan zona 2 ini,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, dengan pelebaran zona 2 tersebut bisa menambah jumlah kapasitas stasiun, dari sebelumnya 2.000 menjadi 2.500-an. Terlebih, Stasiun Lempuyangan yang memiliki panjang 433.255 meter persegi ini, setiap harinya melayani 21 trip KA lokal, 26 trip KA jarak jauh, dan 1 trip KA barang. (Rep-01)
