DIY Terima 11 Ribu Dosis Vaksin Penangkal PMK, Hewan Ternak Jenis ini yang Diprioritaskan

Vaksinasi PMK pada hewan ternak sapi di DIY. (dok. humas Pemda DIY)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Pemerintah Daerah (Pemda) DIY melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) baru saja menerima 11 ribu dosis vaksin penangkal Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma Kementerian Pertanian (Kementan) RI.

Bacaan Lainnya

Kepala DPKP DIY, Syam Arjayanti mengatakan dropping vaksin tersebut merupakan tahap pertama dari pengajuan awal tambahan vaksin PMK sebanyak 113.450 kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan pada 13 Januari 2025 lalu.

Menurutnya, pengajuan tambahan vaksin tersebut akan didrop secara bertahap guna mempercepat penanganan kasus PMK pada hewan ternak di DIY yang terus meningkat pada Januari 2025. Namun belum tersedia anggaran untuk mendapatkan vaksin yang memadai pada awal Januari 2025.

“Tahap pertama sudah didrop 11 ribu dosis vaksin lalu didistribusikan ke Kabupaten/Kota se-DIY untuk vaksinasi PMK,utamanya pada sapi perah dan sapi potong,” papar Syam melalui siaran pers Humas Pemda DIY, pada 16 Januaro 2025.

Syam menegaskan, vaksinasi menjadi langkah prioritas penanganan di tengah peningkatan kasus PMK di DIY, yang berstatus tertular. Rencananya, dropping vaksin dilakukan secara bertahap. Pada bulan Februari mendatang, Pemda DIY akan kembali menerima 34.035 dosis. Selanjutnya, pada bulan Maret akan mendapatkan vaksin lagi sebanyak 11.345 dosis. Kemudian, sebanyak 11.345 dosis vaksin akan didrop lagi, pada Juli 2025. Sedangkan di bulan Agustus akan diberikan sebanyak 34.035 dosis, dan 11.345 dosis pada September 2025, sehingga totalnya 113.450 dosis.

Syam menyatakan bahwa vaksin PMK tersebut baru diprioritaskan untuk sapi. Setelah itu akan ada bantuan dari Bank Indonesia, Bank BPD DIY dan Baznas untuk vaksinasi kambing dan domba.

” Kami sangat membutuhkan bantuan untuk vaksinasi hewan ternak karena populasinya cukup banyak,” sambungnya.

Selain vaksin, sebut Syam, ada juga bantuan obat-obatan bagi hewan ternak yang sakit, dan vitamin agar staminanya meningkat. “Kami juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti dokter hewan dan lainnya untuk membantu… Utamanya untuk mempercepat vaksinasi pada Januari dan Februari agar hewan ternak tidak tertular PMK,” ucapnya lagi.

Lebih lanjut DPKP DIY juga mengaku telah berkoordinasi dengan para peternak yang pada akhirnya berkomitmen akan membantu percepatan vaksinasi dan pengawasan lalu lintas ternak supaya kasus PMK tidak menyebar. Meski demikian, pihaknya tidak menutup penjualan ternak keluar DIY, karena statusnya masih Tertular bukan berstatus Wabah. Vaksinasi menyasar daerah yang masih hijau alias daerah sehat yang hewan ternaknya sehat.

“Kami serahkan kepada Kabupaten/Kota untuk memilih skala prioritas ternak yang akan divaksin, karena belum bisa menjangkau seluruh populasi hewan ternak di DIY,” tegasnya..

Berdasarkan kajian epidemiologi dari pejabat otoritas veteriner (POV) Nasional, lanjut Syam, situasi kasus PMK di DIY berstatus tertular yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 708 Tahun 2024 tentang Status Situasi Penyakit Hewan. Dengan status tertular, langkah-langkah seperti karantina antar-wilayah guna menyetop mobilitas ternak belum bisa diterapkan. Berbeda dengan saat PMK merebak pada 2022 yang kala itu telah berstatus wabah.

Meski demikian, sejumlah upaya dapat ditempuh dengan meningkatkan biosekuriti pada kandang, pemberian vitamin, percepatan vaksinasi, isolasi hewan ternak yang tertular hingga penutupan sementara pasar hewan saat ditemukan kasus. Selain itu, peternak tidak boleh panik jika ternaknya terkena PMK karena bisa diobati.

Pihaknya berharap, nantinya, para peternak yang sudah mandiri dapat membeli vaksin sendiri. Adapun harga vaksin satu dosis sekitar Rp 30 ribu, yang diberikan setiap 6 bulan sekali. Hewan ternak hanya membutuhkan dua kali vaksin setahunnya.

Sebelumnya, Pemda DIY telah mendapatkan 50 botol vaksin PMK dari Kementan untuk vaksinasi sekitar 1.250 ekor sapi, pada Desember 2024 lalu.

Sementara berdasarkan data DPKP DIY hingga 15 Januari 2025, akumulasi kasus PMK di DIY tercatat mencapai 2.329 sakit. Dari jumlah tersebut, 20 ekor ternak terpapar dinyatakan sembuh, 166 ekor mati, dan 53 ekor dipotong paksa, sehingga sisa kasus aktif masih mencapai 2.090 ekor, yang terdiri atas 2.069 ekor sapi, satu kambing dan 20 ekor domba.

Sedangkan hewan ternak yang telah divaksin sebanyak 1.314 ekor, sejak Desember 2024 hingga 15 Januari 2025. Adapun total populasi ternak sapi potong di DIY mencapai 285.060 ekor dan sapi perah 2.992 ekor, namun cakupan vaksinasi selama enam bulan terakhir baru mencapai 16 persen. (Ed-01)

Pos terkait