Ilustrasi (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengajak agar warga kompak dan bergotong-royong dalam menghadapi wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Terlebih saat ini situasinya terhitung genting, seiring lonjakan kasus terkonfirmasi positif yang mencapai lebih dari 600 kasus per hari.
“Tidak perlu saling menyalahkan, yang kita butuhkan saat ini adalah saling melengkapi, mengisi, mendoakan, membantu, dan gotong royong,” tegas Huda melalui pernyataan tertulis yang diterima kabarkota.com, Selasa (22 Juni 2021).
Huda juga menyatakan, pihaknya menghormati keputusan Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X yang membatalkan wacana lockdown, karena berbagai pertimbangan. Termasuk kondisi keuangan, baik APBD maupun Danais.
“Saat ini, APBD sangat tergerus habis untuk penanganan kesehatan, vaksinasi, dan mempertahankan ekonomi berjalan. Secara aturan PSBB harus mengkompensasi warga yang dilarang keluar rumah, dan itu memang tidak ada uangnya. Kami sangat memahami, dan menghormati hal tersebut,” sambung politisi PKS ini.
Lebih lanjut pihaknya menekankan bahwa esensi pembatasan mobilitas manusia secara ketat harus tetap dilakukan. Aparat keamanan harus turut membantu penertiban prokes di tempat-tempat umum, tempat wisata, maupun berbagai tempat yang potensial mengundang kerumunan.
JCW: Penggunaan Danais untuk Infrastruktur Ditunda dulu
Sementara aktivis Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba mendorong agar Pemda mengoptimalkan penggunaan danais untuk penanganan Covid-19 sebagai salah solusi mengatasi pandemi. Bukan sekedar mengandalkan gotong-royong, dalam bentuk urunan warga untuk menekan angka penularan Covid-19.
“Jika terus dibebankan kepada masyarakat dengan konsep gotong-royong, maka kondisi semakin sulit. Belum lagi masayarakat yang terkena PHK, kasihan juga mereka jika harus dibebani urunan,” anggap Bahar.
Semestinya, kata dia, pengunaan Danais untuk pembangunan atau infrastruktur fisik ditunda dulu selama masa pandemi Covid-19 belum berakhir. “Alangkah baiknya Danais lebih diperuntukkan penanganan Covid-19 di Yogyakarta,” ucapnya.
Sultan Kembali Dengungkan Stay at Home
Sementara dalam Sapa Aruh “Eling lan Waspada, Wilujeng Nir Sambekala”, Sultan meminta agar warga mewaspadai kemunculan berbagai klaster dari berbagai kegiatan sosial di masyarakat. Terlebih, penularan Covid-19 telah menjangkau ke ruang keluarga.
“Saya percaya, gotong-royong dan solidaritas sosial masih menjadi kekuatan nyata warga DIY. Sekali lagi, pemerintah dan masyarakat harus lumangkah sagatra, sesuai kearifan lokal masing-masing,” tutur Sultan.
Sultan menekankan agar masyarakat menjadi subjek pencegahan meluasnya pandemi. Sebab, sebaik dan sekuat apa pun regulasi tak akan berarti, jika diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan sepenuh hati oleh masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Sultan juga kembali mengimbau masyarakat agar tetap tinggal di rumah (stay at home) sebagai pilihan terbaik.
“Mari kita jadikan rumah sebagai tempat meraup pahala dalam beribadah, tempat bekerja dalam mengabdi, tempat belajar yang nyaman bagi anak-anak,” ajaknya,
Dengan demikian, lanjut Sultan, maka masyarakat akan dijauhkan dari malapetaka di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang. (Ed-01)