Dua Perempuan asal Yogya ini Sukses Kenalkan Budaya Indonesia di Florida

Vey Miller, salah satu pendiri “Kedaton” di Daytona Beach, Florida, Amerika Serikat (sumber: voaindonesia.com)

FLORIDA (kabarkota.com) – Dua perempuan asal Yogyakarta, Vey Miller dan Kusumo Putri Anglingkusumo merupakan dua dari segelintir orang yang sukses memperkenalkan budaya Indonesia khususnya batik di luar negeri.

Bacaan Lainnya

Sejak dua tahun terakhir, keduanya giat mempromosikan batik melalui bisnis pakaian dan kerajinan tangan tradisional Indonesia di bawah bendera “Kedaton”, di wilayah Daytona Beach, Florida, Amerika Serikat.

“Kebetulan ada salah satu teman dari mbak Putri yang membina Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk orang-orang cacat. Salah satunya yang didirikan oleh ibu Irma Suryati di Jawa Tengah. Dia punya anak-anak didik yang kebetulan semuanya anak-anak cacat yang masih memerlukan sekolah. Mereka kirim handcraftnya kesini. Tiap kali kita ada pameran kita display. Banyak orang local yang suka dan membeli. Semua hasil penjualan kita kirim ke mereka untuk biaya sekolahnya,” kata Vey.

Vey mengaku, meski telah memiliki ijin usaha resmi, namun hingga kini keduanya belum membuka butik sendiri. Kedaton beroperasi melalui berbagai festival dan pameran di Florida, guna memperkenalkan beragam produk seperti baju batik, kain tenun, tas, taplak meja, sarung bantal, dan kerajinan tangan khas Indonesia lainnya. Bahkan, ada juga produk pakaian yang didesain langsung oleh Vey dan Putri.

Selain itu, ungkap Vey, Kedaton juga sering berpartisipasi dalam acara yang diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Houston.

Target pelanggan utama Kedaton adalah warga lokal AS, selain warga Indonesia yang ada di wilayah tersebut.  Tantangannya, ketika mereka memperkenalkan warisan budaya Indonesia, rata-rata warga Amerika yang belum memahami tentang Indonesia.

Tantangan lainnya, sebut Vey, terkait dengan keberadaan batik print dari Cina yang juga masuk di pasar Florida. Sementara produk Kedaton semuanya merupakan handmade, dengan harga yang variatif, mulai dimulai dari 15 dolar AS hingga diatas 45 dolar AS.“Ketika kami mengenalkan ke orang lokal, mereka kaget sama harganya. Karena mereka tidak tahu kalau ini bikinnya susah. Habis itu (ada) ongkos kirimnya. Terus kita kenalkan sama yang lebih murah, jadi perbandingan buat mereka. Akhirnya mereka bisa pilih yang mana yang mereka suka. Tapi kebanyakan pilihannya jatuhnya pada yang batik tulis, karena kan dilihat dari kualitas juga,” jelas Vey.

Untuk ke depannya, Vey dan Putri berencana untuk memperluas bisnis Kedaton.

“Kalo cita-cita saya sama mbak Putri ya suatu saat karena saya sendiri ada bisnis spa, terus mbak Putri suka dengan masak memasak, hopefully one day kita punya satu galeri tentang Indonesia. Kebetulan massagenya juga massage tradisional jawa, terus habis itu kita mengenalkan makanan Indonesia dan produk Indonesia. Sebentar lagi kita mau buka kelas batik untuk orang lokal yang mau belajar art, bagaimana cara membatik,” paparnya. (VOA)

Pos terkait