Penampilan Sarita, salah satu peserta fashion day di Pasar Beringharjo Yogyakarta, pada Sabtu (8/10/2022). (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Suasana di dalam Pasar Beringharjo Yogyakarta pada Sabtu (8/10/2020) pagi tampak ramai pengunjung hingga terlihat berdesak-desakan. Sebagian dari mereka sibuk berbelanja pakaian. Sementara sebagian lainnya menuju atrium pasar untuk menyaksikan event fashion day yang digelar Pemkot Yogyakarta bekerjasama dengan salah satu bank milik BUMN.
Sedikitnya 182 peserta dari berbagai komunitas pasar tradisional di Kota Yogyakarta turut meramaikan fashion show yang baru pertama kali digelar ini. Salah satunya, Sarita, seorang seniman yang digandeng oleh salah satu pemilik kios perlengkapan pengantin di Pasar Beringharjo untuk memeragakan busana batik sogan Yogya di atas catwalk.
Bak Sang Dewi, Sarita mengatakan bahwa konsep yang diusung dalam peragaan busananya kali ini adalah glamaournya batik sogan Yogyakarta.
“Jadi kemewahan itu saya tampilkan di atas panggung dengan batik sogan Yogyakarta,” ungkap Sarita kepada kabarkota.com, usai fashion show.
Dengan dilengkapi dengan aksesoris sayap dan mahkota berbentuk gunungan, Sarita berlenggak-lenggok di atas catwalk dengan penuh percaya diri, dan terpilih menjadi juara 1 dalam event tersebut.
Menurutnya, event fashion show seperti ini sangat cocok digelar di pasar tradisional karena selain bisa menjadi ajang promosi, juga memberikan edukasi kepada para pedagang di Pasar Beringharjo tentang motif-motif batik yang juga disesuaikan dengan perkembangan zaman.
“Kegiatan seperti ini sangat bisa meningkatkan penjualan, baik bagi para pedagang, pembatik, perancang busana, maupun bagi para pemilik toko perlengkapan rias pengantin,” anggapnya.
Namun lain halnya dengan pendapat salah satu pedagang pakaian di Pasar Beringharjo, Welas yang justru mengaku, event-event keramaian seperti ini sangat berdampak pada tingkat penjualan di kiosnya.
“Kami yang berjualan di sini jadi sepi karena lokasinya riuh,” ungkapnya.
Lokasi kiosnya yang berada di sekitar atrium menjadi terhalang sehingga tidak banyak pembeli yang datang karena terhalang panggung. Padahal, biasanya di akhir pekan, Sabtu-Minggu seperti ini, penjualan di kiosnya meningkat.
Dari pantauan kabarkota.com, para pengunjung yang berbelanja di pasar Beringharjo memang lebih banyak terpusat di dekat pintu masuk utama dibandingkan yang berada di sekitar atrium, tempat penyelenggaraan acara.
Sementara Kepala Dinas Pedagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani menjelaskan, kegiatan ini sengaja digelar untuk memerihkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Yogyakarta ke-266. Sekaligus menunjukkan bahwa perekonomian di pasar rakyat sudah mulai pulih.
“Ini menunjukkan bahwa 29 pasar tradisional di Kota Yogya sudah pulih (normal) dan semangat untuk mencari hal yang lebih luwih (lebih) di masa-masa ke depan,” tuturnya.
Komunitas bukan hanya pedagang, tetapi ada buruh gendong, petugas kebersihan, kamtib, dan disperindag.
Peserta fashion day ini, lanjut Veronika, tidak hanya dari pedagang, tetapi juga ada dari buruh gendong, petugas kebersihan, dan petugas Keamanan dan Ketertiban (Kamtib).
“Kami memilih kegiatan fashion day karena beberapa waktu lalu, fashion show sedang in dan kita juga baru saja memperingati Hari Batik sehingga temanya batik sogan yang menjadi ciri khasnya kota Yogya, dengan warnanya coklat hitam,” paparnya.
Melalui kegiatan ini, pihaknya berharap agar pasar rakyat tidak hanya menjadi tempat jual beli kebutuhan bahan pokok, melainkan juga sebagai ruang-ruang kreasi atau menjadi ekosistem bagi pengembangan ekonomi kreatif. Baik fashion, seni pertunjukan, kriya maupun periklanan.
“Harapannya, ini menjadi event tahunan dan kemungkinan kami akan keliling di beberapa pasar rakyat untuk mengenalkan pasar-pasar yang ada di Kota Yogyakarta,” sambungnya. (Rep-01)