Ilustrasi (dok. istimewa)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Penanganan wabah Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) khususnya di wilayah Kota Yogyakarta kebanyakan dilakukan secara mandiri oleh warga melalui berbagai gerakan di perkampungan.
Anggota Forpi Yogyakarta, Baharuddin Kamba menganggap penanganan bencana berbasis masyarakat tersebut justru sulit dinilai secara obyektif apakah sudah on the track atau belum.
“Setahu saya, anggaran dana yang digunakan untuk kegiatan penanganan covid-19 adalah swadaya masyarakat. Misalnya pembuatan disinfektan atau hand sanitizer, dan pembagian sembako bagi warga yang berdampak langsung akibat Covid-19,” jelas Bahar kepada Kabarkota.com, Kamis (17/4).
Bahar berpandangan bahwa semestinya anggaran yang berasal dari pemerintah DIY maupun Kabupaten/Kota dapat diakses oleh masyarakat sebagai bentuk transparansi.
Sedangkan terkait pendataan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Yogyakarta terhadap warga terdampak corona, Bahar menilai upaya tersebut patut diapresiasi. Hanya saja perlu sikap kehati-hatian.
“Tim verifikator dari kelurahan harus orang yang mempunyai pengalaman, dan merupakan warga setempat,” harapnya.
Menurutnya, hal itu penting guna mempermudah proses pendataan terhadap warga setempat. Selain itu, tim tersebut juga harus melakukan survei langsung dengan parameter yang jelas terhadap warga yang akan menerima manfaat dari bantuan sosial (bansos) itu.
“Sebelum melakukan pendataan perlu adanya sosialisasi secara tuntas, RT atau ketua wilayah yang lebih paham kondisi ekonomi warganya,” tegasnya.
Guna menghindari like or dislike, imbuh Bahar, maka proses pendataan juga harus tepat sasaran. Salah satunya dengan melakukan proses pendataan lebih dari sekali.
“Subyektivitas bisa muncul bagi calon penerima bantuan dampak dari Covid-19, sehingga perlu pengawasan dari dinas terkait,” pintanya.
Sementara sebelumnya, Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, Pemkot Yogyakarta bersama Pemprov DIY dan pemerintah pusat sudah menyiapkan skema bantuan dan rencana pemulihan kesehatan, sosial dan ekonomi bagi masyarakat yang terdampak.
“Kelurahan nanti kami jadikan Lumbung Pangan Kampung yang menjadi pusat distribusi bantuan-bantuan. Termasuk, bantuan dari masyarakat dan korporasi,” papar Wakil Walikota Yogyakarta ini, 14 April 2020.
Bantuan tersebut, lanjut Heroe, kemudian dikirimkan langsung ke rumah-rumah warga yang berhak, sehingga tidak terjadi antrean ataupun kerumunan.
Pihaknya juga mengapresiasi upaya warga di lingkungan masing-masing yang masih mentaati protokol Pencegahan covid-19 untuk mencegah penyebaran virus corona. Baik melalui penyemprotan disinfektan secara mandiri maupun bersama-sama dengan pemerintah, ormas dan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
“Terima kasih kami juga kepada warga yang masih menghindari kerumunan dan kumpul-kumpul, bisa menjaga jarak fisik dan sosial, tinggal di rumah saja kecuali mendesak, mencuci tangan dengan sabun berkali-kali, mandi sehabis bepergian ke luar rumah dan pakaiannya langsung dicuci,” ucapnya.
Bagi warga pendatang, Heroe meminta agar memeriksakan diri ke Puskesmas, dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. (Rep-01)