Forum Cik Ditiro Yogya Tabur Bunga di atas Kotak Suara

Forum Cik Ditiro saat akan melakukan aksi tabur bunga di atas kotak suara Pemilu, di Kampus UII Cik Ditiro Yogyakarta, pada Rabu (28/2/2024). (dok. kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Forum Cik Ditiro Yogyakarta melakukan aksi tabur bunga di atas kota suara Pemilu, pada Rabu (28/2/2024).

Bacaan Lainnya

Salah satu inisiator Forum Cik Ditiro, Masduki mengatakan, tujuan ritual tersebut untuk mengingatkan kembali bahwa saat ini sudah dua minggu pasca Pemilu 2024 yang terburuk dalam sejarah demokrasi di Indonesia.

“Puncak Pemilu itu adalah ketika orang memasukkan surat suaranya ke dalam kotak suara. Ketika dia menentukan pilihan siapa yang menurutnya pantas untuk dipilih,” jelas guru besar di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini.

Namun menurutnya, saat ini demokrasi sedang mengalami pembekuan karena suara rakyat yang sebelumnya dianggap sebagai suara Tuhan, kini telah bertransformasi menjadi suara oligarki

“Kotak suara yang seharusnya bisa menampung aspirasi dengan baik, tetapi yang terjadi justru sebaliknya,” sesalnya.

Lebih lanjut Masduki mengungkapkan, kotak suara yang dipakai ini tidak hanya sebagai simbol Pilpres 2024 ini, tapi juga Pilpres 2014 dan 2019. Dengan kata lain, ini menggambarkan tiga periode Pemilu yang justru menghasilkan pemimpin seperti sekarang.

Sementara itu, aksi tertrikal yang diperagakan oleh Ali Rahman dan Agus Ramdan menjadi pengingat kematian demokrasi atas kecurangan dan nepotisme dalam Pemilu 2024.

aksi tabur bunga di atas kotak suara Pemilu (dok. screenshot video Forum Cik Ditiro)

“Hari ini, kita telah menyaksikan kematian demokrasi di Negara tercinta kita, Negara Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai simbol kematian yang paling dalam, kita taburkan bunga atas kematian demokrasi di rezim Jokowi,” ucap Ali.

Pada kesempatan ini, Forum Cik Ditiro juga menyatakan lima poin pernyataan sikap. Pertama, mereka mencatat terjadinya kecurangan sistematik pada pelaksanaan tahapan Pemilu yang diduga didesain dan dilakukan oleh Presiden Jokowi dan Parpol-kroni politiknya.

Kedua, Forum Cik Ditiro menuntut, lembaga-lembaga negara independen sesuai tugasnya, seperti KPU, Bawaslu, Komisi Ombudsman, agar mengusut semua kecurangan Pemilu, khususnya yang dilakukan Presiden Jokowi.

Ketiga, mereka mendesak agar partai yang kalah dalam Pilpres 2024 menjadi oposisi yang berpihak pada rakyat, konstitusi dan hak-hak asasi manusia, berani menggunakan hak angket dan berupaya mencari langkah politik memberikan penghukuman terhadap Jokowi yang terbukti mengkhianati reformasi 1998, melakukan praktek Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Keempat, mereka menyerukan agar aktivis masyarakat sipil tidak menjadi bagian dari kekuasaan yang dipimpin pelanggar HAM dan kembalinya Suhartoisme.

Kelima, Forum Cik Ditiro menyerukan kepada seluruh masyarakat sipil agar menjadi oposisi yang setia pada nilai-nilai kebenaran, anti korupsi, keadilan-kesetaraan, kerakyatan, perdamaian dan kemanusiaan.

Forum Cik di Tiro ini merupakan wadah gerakan sosial yang lahir dan tumbuh di Yogyakarta sejak akhir 2023, yakni organisasi masyarakat sipil yang konsisten melawan penyalahgunaan kekuasan rezim Jokowi. Diantaranya: Pusham UII, AJI Yogyakarta, ICM, Gerakan Save KPK – Jogja, Jala PRT, SP Kinasih, PUKAT FH UGM, Caksana Institute, LKiS, Forum LSM DIY, JCW, Lingkar Keadilan Ruang, Combine/CRI, Suarkala, Warga Berdaya, IDEA, FNKSDA, KHM DIY, LBH Pers Yogya, Rifka Annisa, ARB, SIGAB Indonesia, LBH Yogyakarta, dan para individu yang gelisah atas matinya demokrasi. (Ed-01)

Pos terkait