Para pekerja outsourcing membenahi kabel listrik di Bali. (antarafoto.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Sekitar 12 juta rumah tangga dan 50 juta orang di Indonesia belum mendapatkan akses listrik. Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, hal tersebut akibat langkanya pasokan listrik di negeri ini.
Menurut Fabby, pasokan listrik Indonesia mengalami kekurangan antara 5.2-9.7 GW khususnya jika dilihat dari tingkat pemakaian listrik dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Solusinya antara lain dengan menambah jumlah pasokan serta pembangunan infrastruktur yang diharapkan bisa berdampak ke sektor lain, seperti kesehatan dan pendidikan,” kata Fabby saat Diskusi Publik bertema Kondisi dan Tantangan Kelistrikan Indonesia di Masa Depan, di Yogyakarta, Selasa (9/9)
Ia berharap dengan terjadinya krisis listrik ini tidak berdampak lebih jauh. Harus ada sinergi antara pemerintah dan PLN untuk mengatasi persoalan itu, seperti penambahan anggaran hingga membantu dalam pembebasan lahan.
General Manager PT. PLN Distribusi Jateng-DIY Djoko Rahardjo Abumanan mengakui perlunya tambahan anggaran. Jika modal anggaran tidak naik maka PLN menurut Abumanan tidak cukup untuk berinvestasi. Kondisi ini menjadi dilema karena satu sisi PLN harus siap dalam menyediakan fasilitas (infrastruktur) listrik namun terkendala anggaran.
“Strateginya bisa dengan menaikkan tarif dan subsidi, penguatan modal negara ataupun restrukturisasi pinjaman,’tegasnya. (jid/Humas UGM)