GM Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Agus Pandu Purnomo (dok. kabarkota.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – General Manager (GM) Bandar Udara (Bandara) Internasional Adisutjipto Yogyakarta, Agus Pandu Purnomo menyebut, penumpang pesawat di DIY dari kalangan wisatawan bukan pada urutan pertama, melainkan nomor tiga.
Hal tersebut disampaikan Agus dalam Tenant Gathering Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta “Road to New Yogyakarta International Airport”, di Sleman, Rabu (14/11/2018).
Menurutnya, berdasarkan survei Bandara Adisutjipto Yogyakarta, penumpang terbanyak yang melalui bandara Yogyakarta adalah keluarga, kemudian menyusul pebisnis, dan baru wisatawan.
“Ini karena alat pendukungnya. Dengan runway 2.200 meter persegi, pesawat-pesawat besar tidak bisa langsung mendarat di Bandara Adisutjipto,” ungkap Agus.
Lebih lanjut, Agus menambahkan, jumlah passenger di Adisutjipto Yogyakarta di tahun 2017 sebanyak 7.2 juta per tahun. Padahal, sebenarnya kapasitas normal bandara Yogyakarta saat ini hanya 1.8 juta per tahun.
“Kami memperkirakan, rata-rata perkembangan penambahan penumpang 8 – 10% per tahun,” jelasnya. Sementara untuk tahun 2018 ini, jumlah penumpang di Bandara Adisutjipto Yogyakarta sekitar 8.4 juta.
Oleh karenanya, Agus berdalih pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) Yogyakarta diperlukan. Mengingat, bandara baru di wilayah Temon, Kulon Progo, DIY tersebut merupakan bandara terbesar dari 13 bandara baru yang dibangun di Indonesia.
Dengan runway 3.250 meter persegi pada tahap pertama, dan dipanjangkan lagi menjadi 3.600 meter persegi pada tahap kedua, landasan pacu bandara NYIA bisa untuk mendarat pesawat-pesawat besar dengan kapasitas 600 penumpang per pesawat, sehingga memungkinkan penerbangan dari luar negeri bisa direct flight melalui bandara baru tersebut. (Rep-01)