Hasil Penelitian UGM: Pilkada Tak Langsung Dampak Buruknya Lebih Banyak

Ilustrasi

SLEMAN (kabarkota.com) – Deputi Penelitian dan Pelatihan, Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), UGM, Rimawan Pradiptyo mengungkapkan bahwa dampak buruk pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tak Langsung apabila dilakukan akan lebih banyak dari pada Pilkada Langsung.

Dampak buruk tersebut, kata Rimawan, diantaranya politisi yang buruk akan menggantikan politisi yang baik, pemimpin daerah yang buruk akan menggantikan pemimpin daerah yang baik, serta Pilkada tak langsung merupakan sumber kesalahan.

"Kolusi antara anggota DPRD dan kepala daerah akan meningkat dan merugikan rakyat," ujar Rimawan dalam pemaparan Analisis Game Theory terkait dampak Pilkada Tidak Langsung di Ruang Fortakgama, Kantor Pusat UGM, Senin (6/10).

Selain itu, ia melanjutkan, tindakan korupsi akan semakin menyebar dan semakin subur di sebanyak 500 kabupaten/kota di Indonesia. Akibatkan, dimungkinkan adanya pelemahan KPK dan PPATK oleh aliansi koruptor.

"KPK dan PPATK yang hanya ada di Jakarta pun akan kewalahan menangani tindakan korupsi," ungkapnya.

Menurut Rimawan, penelitian berupa Analisis Game Theory terkait dampak Pilkada Tidak Langsung bisa dipertanggungjawabkan. Menurutnya, riset yang menggunakan metodologi prospektif ini memiliki kehebatan dapat memberikan prediksi pada hal yang belum terjadi.

"Politik uang memang tidak bisa dihindari tapi bisa diminimalisasi. Ini masalah menjembatani rakyat dengan pemimpinnya," katanya.

Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Mada Sukmajati menambahkan, seharusnya proses pengesahan RUU Pilkada harus mempertimbangkan studi-studi. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa prosesnya sangat politis.

"Membuat kebijakan perlu kajian serius dan harus mendalam. Akan meragukan jika politisi tidak mengetahui hal ini," ujarnya.

Menurutnya, apabila para politisi tidak mengetahui akan dapat menjadi problematika demokrasi di Indonesia. "Konteks ini lebih penting. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu terus naik," ujarnya.  

AHMAD MUSTAQIM

Pos terkait