“Hutan” Cemara di Pantai Cemara Sewu Bantul terancam Hilang?

Ilustrasi: salah satu titik hutan cemara di pesisir selatan Bantul (sutriyati/kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Sri Poniyati, salah satu warga dusun Grogol VII, desa Parangtritis, kecamatan Kretek, kabupaten Bantul, DIY tak dapat menyembunyikan keresahan dan kesedihannya, atas rencana restorasi kawasan gumuk pasir Bantul. Pasalnya, dampak langsungnya, ia beserta keluarga dan ratusan warga lainnya terancam akan digusur dari tempat yang telah mereka tinggali sejak belasan tahun lalu.

Bacaan Lainnya

Ibu delapan anak ini bahkan mengaku sempat jatuh sakit karena memikirkan nasibnya, saat nanti tak lagi diperkenankan tinggal di tempat tersebut. Sebab, ia beserta keluarganya tak tahu lagi akan tinggal di mana. Sementara, untuk menyewa tempat baru, perempuan yang kesehariannya berjualan minuman di sekitar obyek wisata pantai Cemara Sewu Bantul itu tak memiliki cukup uang. Apalagi, dirinya adalah single parent bagi kedelapan putra-putrinya.

“Saya sudah habis-habisan (harta bendanya),” keluh Sri kepada kabarkota.com saat ditemui di kantor LBH Yogyakarta, Selasa (8/11/2016).

Sedangkan penghasilan per hari, menurut Sri, saat ini tak menentu. Bahkan, terkadang dalam sehari tak memiliki pemasukan sama-sekali karena sepinya pengunjung di obyek wisata tersebut.

“Anak saya yang sulung juga sempat sakit,” ujar ibu asal Wonosari ini.

Sri Poniyati hanyalah satu dari sekian banyak warga yang akan menghadapi kenyataan pahit ketika nantinya pengosongan lokasi, sebagaimana yang diinginkan oleh Pemda DIY dan Pemkab Bantul, pada 17 November 2016 mendatang.

Salah satu pengelola Pantai Cemara Sewu, Tono mengungkapkan, pengelolaan pantai yang terletak di sisi barat pantai Parangkusumo itu terhitung belum lama, yakni sekitar 6 – 7 bulan terakhir. Pemasukan yang diterima warga, kebanyakan berasal dari penarikan uang parkir pengunjung yang kemudian digunakan untuk perbaikan infrastruktur jalan di dekat obyek wisata tersebut.

“Pendapatan dari uang parkir, per bulannya baru sekitar Rp 3 juta,” ungkapnya.

Meski begitu, pihaknya mengaku khawatir jika nantinya penertiban kawasan dilaksanakan, banyak warga yang akan kehilangan masa pencaharian, termasuk para pengelola obyek wisata ini.

Sementara, saat dikonfirmasi kabarkota.com, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bantul, Bambang Legowo menyatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti, terkait kemungkinan ‘hilangnya’ obyek wisata pantai cemara sewu. Hanya saja, sebagian hutan cemara udang yang ada di sekitar pesisir selatan, khususnya di sebelah selatan gumuk memang sebagian akan dibabat karena dianggap mengganggu proses restorasi gumuk pasir yang terbilag langka di dunia itu.

“Pohon cemara itu justru menjadi salah satu penyebab kenapa gumuk pasir itu hilang, sehingga harus dihilangkan sebagian. Tapi kalau yang di pantai Cemara Sewu juga akan ikut dihilangkan atau tidak, saya belum tahu,” dalihnya.

Meski begitu, Bambang menegaskan bahwa nantinya, kawasan gumuk pasir akan tetap dikembangkan sebagai destinasi wisata edukasi, selain sebagai area konservasi. (Rep-03/Ed-03)

Pos terkait