Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA – Komisi IX DPR RI Mengunjungi Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (17/7).
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena mengaku, kedatangannya kali ini untuk belajar tentang penanganan Covid-19 di DIY. Sekaligus, mengapresiasi keberhasilan DIY sebagai daerah yang dinyatakan terbaik di Indonesia dalam penanganan bencana non alam tersebut.
Menurutnya, persiapan Pemda DIY hingga ke tingkat RT dalam menangani COvid-19 memang berjalan dengan baik sehingga itu bisa menjadi bekal bagi DPR untuk melakukan pembahasan lebih lanjut di DPR tentang penaganan bencana di Indonesia.
“Catatan yang bisa kami pelajari dari DIY ini yang pertama Gubernur menyampaikan kepada kami bahwa aturan yang dipakai untuk menangani ini masih menggunakan aturan yang benar-benar kokoh, yakni Undang-Undang tentang Penanganan Bencana,” kata Melki kepada wartawan usai pertemuan.
Kedua, sebut politisi Partai Golkar ini, ada keberanian dari pimpinan daerah menggunakan anggaran yang dimiliki untuk dieksekusi dan realokasi untuk penanganan Covid-19. Sebelum pemerintah pusat menggerakkan, tenyata DIY sudah bergerak cukup baik.
“Pengalaman kebencanaan ini bukan pengalaman baru. Di Yogyakarta, pengalaman itu berkali-kali, seperti erupsi Merapi, dan gempa bumi. Penanganan bencana ini juga pernah dipakai untuk membantu di Palu, Padang, dan Lombok dan itu sangat membantu.” anggapnya.
Jadi kontinuitas penanganan bencana di DIY, sebut Melki, dijalin melalui saring pengalaman dari tim penanganan bencana sehingga mereka juga bisa menanganinys secara baik. Selain itu, yang terpenting adalah pendataan korban terdampak dilakukan dengan sangat baik.
“Data di Yogyakarta ini diverifikasi bertingkat sehingga data-orang yang harus ditolong itu betul-betul orang yang membutuhkan,” ucapnya.
Pihaknya juga mengapresiasi upaya Pemda DIY dalam mentracing kasus Covid-19 dengan menerapkan teknologi berbasis IT.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie juga berpendapat bahwa faktor keberhasilan penanganan COvid-19 di DIY itu tak lepas dari peran Kepala Daerah dalam pengambilan keputusan. Meski demikian, pihaknya mengaku tak tahu persis apa saja yang menjadi parameter penilaian oleh pemerintah pusat sehingga menjadikan DIY sebagai provinsi terbaik dalam penanganan COvid-19 ini.
Sementara terkait tracing dengan menerapkan teknologi berbasis IT, Wakil Sekretariat Tim Terpadu Penaganan Covid-19 DIY, Biwara Yuswantana menjelaskan, sejauh ini Pemda DIY mengandalkan passport digital yang berbasis aplikasi yang diterapkan di obyek-obyek wisata.
“Dengan aplikasi itu, wisatawan yang datang ke Yogyakarta akan terdata, nama dan alamatnya,” ungkapnya.
Di samping itu, aplikasi tersebut juga bisa diaplikasikan di masing-masing kabupaten/kota secara terintegrasi sehingga wisatawan tidak perlu mendaftar berkali-kali, dan meningkatkan pelayanan yang lebih baik ke wisatawan. Mengingat, masyarakat berwisata itu borderless. Sekaligus memudahkan tracing jika ada kasus Covid-19.
Aplikasi ini, lanjut Kepala BPBD DIY ini, sekaligus untuk memantau pembatasan kuota selama pembukaan obyek wisata di masa transisi new normal. (Rep-01)