Ilustrasi (yogyatrip.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Dengan semakin banyaknya kampung-kampung wisata yang dikembangkan di wilayah Sleman, memunculkan beragam daya tarik bagi wisatawan yang tak hanya sekedar ingin berekreasi, tetapi juga menikmati suasana lain, seperti memetik buah langsung dari pohonnya di kebun. Salah satunya Kampung Wisata Gerbang Sangurejo (Kawi Gesang) yang berada di Dusun Sangurejo, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY.
Andi Jayaprana selaku Ketua Kampung Wisata ‘Kawi Gesang’ mengungkapkan bahwa pihaknya mengembangkan kearifan lokal dengan mengangkat potensi budaya setempat sebagai daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
“Silat tradisi Mataram, Jemparingan atau olahraga panahan tradisional Mataram, kesenian Badui serta pagelaran kesenian lainnya yang rencananya akan rutin kami gelar diharapkan dapat menarik wisatawan untuk berkunjung”, ungkap Andi seperti dikutip laman Pemkab Sleman.
Andi juga menambahkan, selain kesenian dan budaya, wisata alam seperti embung, trekking Kali Aji, dan outbound ala ‘Pendekar’ serta potensi lokal dalam bidang pertanian dan perkebunan dengan wisata petik salak dan wisata tanam padi juga melengkapi fasilitas di desa wisata yang dikelola warga Sangurejo tersebut.
Sementara itu, Sri Muslimatun menyatakan dukungannya atas pengembangan pariwisata berbasis alam tersebut. Mengingat pada saat ini para wisatawan sedang menggemari wisata lingkungan atau kembali ke alam. Peluang ini merupakan kesempatan yang sangat strategis untuk mengembangkan potensi yang ada di Dusun Sangurejo dan sekitarnya.
Optimalisasi potensi wisata di Kabupaten Sleman terbukti telah memberikan dampak positif terhadap animo wisatawan baik domestik dan mancanegara untuk berkunjung ke Kabupaten Sleman.
Hal itu, kata Sri Muslimatun, terlihat dari peningkatan jumlah wisatawan, pada tahun 2014 jumlah wisatawan yang berkunjung sebanyak 4.132.933 jiwa meningkat menjadi 5.214.914 jiwa di tahun 2015.
Padukuhan Sangurejo memiliki luas 38,41 Ha merupakan kawasan prioritas terpilih Desa Wonokerto, Turi berdasarkan program Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK) masuk dalam kategori Pemukiman Padat, Kumuh, dan Miskin. (Rep-03/Ed-03)