Jogja Terbuat dari Rasa dan Peduli Gaza: Dari Aksi Dukungan untuk Palestina hingga Boikot Produk Amerika

Aksi FUI DIY di Titik Nol Km Yogyakarta, pada Minggu (19/5/2024). (dok. kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Poster bertuliskan “Jogja Terbuat dari Rasa dan Peduli Gaza” ditenteng oleh sejumlah massa aksi yang tergabung dalam Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) DIY bersama sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas), elemen pelajar, mahasiswa, santri serta masyarakat umum di Titik Nol Km Yogyakarta, pada Minggu (19/5/2024).

Koordinator Lapangan, M. Akhid Subiyanto mengatakan, Jogja Terbuat dari Rasa dan Peduli Gaza merupakan tema dari aksi yang bertujuan memberikan dukungan moral kepada rakyat Palestina khususnya di Gaza yang meghadapi tragedi kemanusiaan akibat serangan membabi buta Israel, sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Menurut Akhid, serangan dari Zionis Israel itu telah mengakibatkan lebih dari 35 ribu warga Gaza meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 14.500 di antaranya adalah anak-anak, dan 9.500 perempuan. Selain itu, tercatat 147 jurnalis juga terbunuh akibat kekejaman zionis Israel.

“Apa yang terjadi di Gaza saat ini adalah tragedi kemanusiaan paling kelam dalam sejarah kehidupan manusia,” ucap Akhid.

Pihaknya menduga, ada upaya penghapusan (genocaida) warga Palestina yang dilakukan dengan sangat keji dan sistematis. Kekejian ini terlihat dari banyaknya video yang diunggah oleh pasukan Israel (IDF) di media sosial. Termasuk, serbuan tentara Israel terhadap ribuan truk pengangkut bantuan kemanusiaan di pintu Rafah, Mesir.

Lebih lanjut Akhid menyampaikan, selain sebagai bentuk dukungan moral untuk warga Palestina, aksi ini sekaligus mengajak masyarakat memperkuat untuk gerakan boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Terlebih, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina. Salah satu poinnya,
seruan memboikot produk-produk yang mendukung atau terafiliasi dengan Israel.

“Saat ini, gerakan boikot perlu terus dikuatkan dan diperluas, dengan menyasar kepada produk dari negara-negara yang selama ini memberikan dukungan kepada Israel, seperti Amerika Serikat. Sebab, Negeri Paman Sam ini seringkali menggunakan hak vetonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghalangi semua resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB dan juga menolak status keanggotaan penuh Palestina.

Dalam pernyataan sikapnya, menyampaikan empat tuntutan. Pertama, meminta Pemerintah Indonesia terus aktif mendesak Majelis Umum PBB agar mengesahkan keanggotan penuh Palestina dan memberikan pengakuan secara resmi atas kemerdekaan tersebut.

Kedua, mereka meminta agar Pemerintah Indonesia menggalang desakan kepada Mahkamah Internasional untuk segera mengeluarkan surat penangkapan pejahat perang Netanyahu.

Ketiga, menyerukan kepada masyarakat untuk menguatkan gerakan boikot produk-produk yang mendukung atau terafilasi dengan Israel. Termasuk produk-produk dari Israel dan negara-negara yang memberikan bantuan senjata dan ekonomi kepada Israel.

“Masyarakat dapat menggantinya dengan mengunakan produk lokal Indonesia dan UMKM yang berarti juga menguatkan kemandirian ekonomi nasional,” tegasnya.

Keempat, FUI DIY menyerukan kepada Ormas, perguruan tinggi, pesantren, sekolah, masjid, elemen mahasiswa, pelajar, dan santri untuk terus memberikan dukungan atas perjuangan bangsa Palestina, dengan menggelar aksi, doa dan menggalang bantuan
kemanusiaan.

Aksi Boikot Tiga Gerai Produk dari Amerika di Yogya

Aksi Umat Islam Jateng DIY Boikot produk pendukung zionis Israel pada Minggu (19/5/2024). (dok. istimewa)

Sementara itu di lain pihak, sekelompok massa yang mengatasnamakan Umat Islam Jateng – DIY melakukan aksi boikot dengan mendatangi tiga gerai makanan cepat saji dari produk Amerika yang ada di Yogyakarta sebagai bentuk dukungan untuk warga Palestina di tengah ketidakpedulian PBB dan negara-negara sekutu Israel atas kekejaman yang dilakukan oleh zionis.

“Tuntutan kami, mereka menutup usahanya,” jelas Koordinator Lapangan Abdurrahman Abu Zaki kepada wartawan di depan salah satu gerai makanan cepat saji di kawasan Jalan Magelang Yogyakarta.

Kalau pun tidak bisa menutup, sambung Abdurrahman, pihaknya ingin menyadarkan umat Islam bahwa dengan mengkonsumsi produk-produk mereka itu sama saja dengan menyumbangkan dananya ke Israel untuk membantai warga Palestina.

Dalam aksi kali ini, selain memasang spanduk seruan boikot, mereka membakar bendera Israel bentuk protes terharap Israel dan PBB karena tidak bereaksi atas kecaman dari hampir seluruh negara-negara di dunia. (Rep-02)

Pos terkait