PENTAGON (kabarkota.com) – Departemen Pertahanan Amerika Serikat diam-diam mengirim pasukan khusus untuk membebaskan sejumlah warga AS yang ditawan di Suriah. Namun upaya itu gagal menyusul dirilisnya sebuah video di youtube oleh Daulah Islamiyah (sebelumnya dikenal ISIS-red) yang menunjukkan pemenggalan kepala seorang wartawan Amerika Serikat bernama James Foley.
Meski Dephan AS tidak menjelaskan secara pasti apakah upaya pembebasan yang gagal itu juga meliputi pembebasan Foley, namun, seorang pejabat senior AS-yang enggan disebutkan namanya— mengonfirmasi bahwa Foley memang gagal dibebaskan.
BBC menyebutkan, Daulah Islamiyah menyatakan pembunuhan Foley merupakan balasan dari aksi serangan AS terhadap milisi-milisi Daulah Islamiyah di Irak. Presiden AS Barack Obama mengatakan pemenggalan wartawan James Foley merupakan tindak kekerasan yang mengguncangkan hati nurani seluruh dunia.
Obama membandingkan Daulah Islamiyah alias ISIS, kelompok yang menayangkan video pembunuhan Foley itu sebagai “kanker” dan mengatakan ideologi mereka “bangkrut.” Sementara Ibunda Foley, Diane, mengatakan anaknya memberikan nyawa untuk mengungkap penderitaan rakyat Suriah kepada dunia.
Menurut Komite Perlindungan Wartawan (CPJ), organisasi yang bermarkas di New York, kematian Foley menguatkan predikat Suriah sebagai tempat paling berbahaya di dunia bagi wartawan dalam dua tahun ini.
“Paling tidak 69 wartawan tewas akibat langsung meliput konflik Suriah sejak konflik mulai terjadi pada tahun 2011,” lapor CPJ. (dee/BBC)