Kekerasan di Pangukan, FKUB Upayakan Pendekatan Kultural

SLEMAN (kabarkota.com) – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sleman akan mengupayakan pendekatan kultural untuk mengatasi kasus kekerasan massa, yang terjadi di wilayah Sleman, termasuk kasus pengrusakan rumah warga dusun Pangukan, Tridadi,Sleman yang digunakan sebagai tempat peribadatan umat kristiani secara ilegal, pada Minggu (1/6) pagi.

Kami ikut prihatin, sesal Anggota FKUB Sleman, Daryoto usai pertemuan dengan Bupati, Wakapolda, dan FKUB Sleman, di Rumah Dinas Bupati Sleman.

Daryoto menduga, ada persepsi-persepsi berbeda antar warga dalam menyikapi kasus tersebut. Selain itu, komunikasi yang belum terjalin dengan baik antar umat beragama sehingga seringkali memunculkan kesalah-pahaman di antara mereka.

Oleh karena itu, sambung Daryoto, FKUB Sleman akan melakukan komunikasi dengan umat melalui tokoh agama masing-masing. Pihaknya menganggap, pendekatan ini lebih efektif, jika dibandingkan dengan penyelesaian kasus melalui ranah hukum.

Anggota DPRD DIY, Esti Wijayanti yang turut melakukan pengecekan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas rentetan aksi kekerasan massal yang terjadi di Sleman. Terlebih, kasus di Pangukan bertepatan dengan Hari Lahirnya Pancasila.

Seharusnya Negara hadir dalam situasi seperti ini, ucap Esti di Pangukan. Sayangnya, ia menganggap, aparat keamanan tidak tegas dalam menghalau massa yang brutal tersebut. Kami menunggu statement Sultan (Sri Sultan Hamengku Buwono X), harapnya.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) DIY, Ahmad Dofiri sepakat bahwa mereka akan melakukan pendekatan di masing-masing internalnya, melalui tokoh agama masing-masing.

Jangan sampai menjadi persepsi masing-masing, pinta mantan Kapolresta Yogyakarta tersebut.
Untuk proses hukum, kata Ahmad, polisi akan segera melakukan pemanggilan terhadap saksi-saksi yang disinyalir terlibat dalam kasus pengrusakan tersebut. Terkait rencana pemanggilan Nico Lomboan selaku pemilik rumah, dia mengaku belum dapat memberikan kepastian.

Ditanya kabarkota.com mengenai kemungkinan adanya keterkaitan dengan situasi politik jelang Pilpes, Ahmad menegaskan tidak ada kaitannya. Karenanya, Wakapolda juga mengimbau agar semua pihak tidak mudah terpancing emosinya. cooling down semua, pungkasnya.

Bupati Sleman, Sri Purnomo mendukung semua pihak yang berupaya untuk melakukan penyelesaian melalui pendekatan persuasif tersebut.

Peristiwa itu sudah terjadi, sekarang bagaimana kita bisa menyelesaikannya dengan tetap kondusif,” katanya. Bupati berharap, agar semua pihak dapat saling menghormati dan menahan diri. (jid/tri)

Pos terkait