Kesiapan KPU Gunakan siRekap Pemilu 2024 Dipertanyakan

Ilustrasi: Proses lipat sortir surat suara Pilpres 2024 di gudang KPU Kota Yogyakarta (dok. kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Pakar Information Technology (IT), M. Tesar Sandikapura mempertanyakan kesiapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam penggunaan aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (siRekap) untuk penghitungan suara pada Pemilu 2024.

Bacaan Lainnya

Tesar menduga, aplikasi berbasis android yang akan digunakan untuk proses penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) tersebut masih dalam tahap pengembangan. Padahal, penyelenggaraan pemungutan suara tanggal 14 Februari tinggal hitungan jam. Namun, aplikasinya belum stabil.

“Idealnya, minimal satu bulan sebelum pencoblosan itu sistemnya sudah stabil,” kata Tesar kepada kabarkota.com, pada Selasa (13/2/2024).

Problem lainnya, lanjut Tesar, terkait dengan keamanan sistem. Untuk dikatakan layak pakai, sebuah aplikasi harus lolos melewati sejumlah tahapan pengujian (testing).

“Pengujian itu seharusnya dilakukan ketika aplikasi sudah ready. Jadi bukan pada saat setting-nya masih berubah-ubah,” sambungnya.

Kekhawatirannya juga menyangkut sistem keamanan data siRekap. Sebab, berdasarkan hasil pantauannya, Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) ini mengungkapkan bahwa server yang digunakan dalam aplikasi siRekap bukan di internal KPU, melainkan server asing milik salah satu perusahaan IT dari dari Tiongkok yang sudah mendunia.

Server siRekap KPU (dok, istimewa)

“Aplikasi masih diarahkan ke server development dan ketika kami cek, IP-nya di luar KPU. Padahal idealnya harus ada di internal KPU,” sesal Tesar.

Oleh karenanya Tesar menilai, aplikasi siRekap Pemilu belum layak digunakan untuk proses penghitungan suara dalam Pemilu 2024 karena persiapannya belum matang.

“Saya rasa, jika memang belum siap, maka sebaiknya sirekap tidak dipakai daripada nanti petugas KPPS kerja dua kali,” harapnya.

KPU DIY Klaim siRekap sudah Dipersiapkan dengan Baik

Menanggapi keraguan terkait kesiapan KPU dalam penggunaan siRekap itu, Ketua KPU DIY, Ahmad Shidqi mengklaim bahwa penggunaan siRekap dalam proses penghitungan suara Pemilu 2024 sudah benar-benar diperhitungkan oleh KPU RI.

“Aplikasi ini pasti akan diakses oleh banyak orang pada hari H pemungutan suara. Itu sudah sangat diperhitungkan oleh KPU,” tegasnya kepada wartawan di Yogyakarta, pada 12 Februari 2024.

Ketua KPU DIY, Ahmad Shidqi (berdiri) saat menjelaskan kepada wartawan di Yogyakarta tentang proses penggunaan siRekap di TPS. (dok. kabarkota.com)

Komisioner KPU DIY, Tri Mulatsih menambahkan, uji coba penggunaan siRekap sudah dilakukan beberapa kali, termasuk oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang akan mengoperasikan aplikasi tersebut.

“Uji coba terakhir sudah terlihat siRekap sudah bisa berfungsi dengan baik jika dibandingkan ujicoba pertama,” tuturnya.

Petugas KPPS Hadapi sejumlah Problem saat Simulasi siRekap

Namun berdasarkan rating dan ulasan aplikasi siRekap 2024 di google play store, ulasannya mayoritas kurang memuaskan bagi para penggunanya sehingga bintangnya masih 2,8.

Dari pantauan kabarkota.com, rata-rata para pengguna mengeluhkan kesulitan melakukan log in dan kualitas gambar untuk simulasinya yang masih buram sehingga banyak sekali terjadi kesalahan baca data.

Aplikasi siRekap 2024 yang disiapkan KPU untuk proses penghitungan suara para Pemilu 2024. (dok. screenshot g play store)

“Sekiranya belum siap dengan digitalisasi tidak usah dipaksakan daripada nanti di lapangan menghambat. Untuk menyesuaikan foto sampai muncul bingkai kuning saja susah sekali… ” tulis akun Robi Gunawan dalam ulasannya, pada 29 Januari 2024.

Kesulitan yang sama juga dialami salah satu anggota KPPS di DIY, Novian yang mengaku mengalami hambatan saat melakukan simulasi siRekap.

Menurutnya, pada simulasi siRekap pertama, pada keterlambatan pengiriman WA dari KPU, yakni tiga hari baru mendapatkan pesan yang dimaksud.

“Pada saat memasukkan foto lancar, tetapi ketika memasuki langkah detail itu prosesnya lama sekali. Setelah berkas di-acc, banyak data yang terdeteksi salah karena tidak sesuai dengan apa yang ditulis sehingga kami diminta mengedit untuk menyesuaikan data yang akurat (tertulis). Jadi kami seperti dua kali.,” ungkap Novian kepada kabarkota.com.

Pada saat simulasi siRekap kedua, problemnya juga hampir sama dengan simulasi sebelumnya. Hanya saja, pengiriman WA dari KPU lebih cepat, meskipun ketika melakukan log in, tiga hari kemudian baru bisa masuk.

“Harapan saya, server bisa diperbaiki karena akan sangat membuang-buang waktu ketika menunggu di proses detail yang lama sekali. Kualitas foto juga harus diperbaiki supaya ketika pengambilan gambar melalui HP tidak buram hasilnya. (Rep-01)

Pos terkait