Perwakilan pedagang XT Square mengadu di kantor Forpi Pakta Integritas Kota Yogyakarta, Selasa (4/11). (dok.Forpi)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Belasan pedagang XT Square mendatangi Kantor Forum Pemantau Independen (Forpi) Pakta Integritas Kota Yogyakarta, Selasa (4/11). Kedatangan para pedagang ini untuk mengadukan nasib terkait kios mereka yang sepi pembeli
Salah satu pedagang XT Square, Budiono mengaku, selama dua tahun berjualan, namun penghasilannya tidak menentu. Bahkan ia sempat merugilantaran tidak bisa membayar sewa kios yang rencananya akan disegel.
"Pedagang minta disegel karena membuat pasar itu tidak mudah. Kami minta keringanan," kata Budiono di Kantor Forpi Kota Yogyakarta.
Sejak pertama memperoleh kios, ia sudah membayar uang muka Rp. 5 juta. Akan tetapi, pemasangan pintu penutup ruang masih menjadi tanggung-jawab masing-masing pedagang.
Budiono mengaku, dalam rentang waktu tiga bulan pertama mendapatkan hasil lumayan. Namun, dalam beberapa bulan terakhir justru tidak mendapat hasil sama sekali. "Untuk perajin juga tidak ada," katanya.
Kahono Sumitro yang juga sebagai pedagang XT Square mengungkapkan, jumlah pedagang yang semula sebanyak 260 lambat laun berkurang. Bahkan, pedagang yang semula berjualan di kios lantai atas harus turun ke lantai bawah dan tetap membayar.
"Sewanya, 1 tahun Rp. 9 juta. Belum tambahan cleaning service, dan listrik," ujarnya.
Mendapat pengaduan tersebut, Forpi berjanji akan segera melakukan pengecekan langsung ke XT Square, untuk melihat kondisi riil di lapangan. "Dari hasil temuan di lapangan akan dibuat resume," kata Koordinator Forpi Kota Yogyakarta, Winarta Hadiwiyono.
Winarta menambahkan, pihaknya juga akan melakukan evaluasi, tidak hanya pemerintah kota akan tetapi juga manajemen XT Suqare.
"Hasil evaluasi dan keluhan pedagang akan kami sampaikan kepada walikota, sekaligus memberikan rekomendasi," ujar Winarta.
AHMAD MUSTAQIM