Kubah lava baru yang terbentuk di puncak merapi. (dok. BPPTKG)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di lingkungan Badan Geologi – KESDM (BPPTKG-PVMBG-Badan Geologi-KESDM) menyebut, Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi magmatik, setelah terbentuknya kubah lava baru, di tengah rekahan kubah lava pasca erupsi 2010 lalu.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan, adanya kubah baru berdimensi dimensi panjang sekitar 55 m dan lebar sekitar 25 m, serta tinggi sekitar 5 meter dari permukaan kubah 2010 itu diketahui berdasarkan hasil pengecekan langsung ke puncak Merapi, pada 18 Agustus 2018. Pihaknya memperkirakan, kubah tersebut terbentuk pada tanggal 11 Agustus 2018, dan diawali dengan kejadian gempa hembusan besar.
Sebelumnya, menurut Hanik, Pada tanggal 11 Agustus 2018 pukul 08:00 WIB terjadi gempa hembusan besar yang gemuruhnya terdengar oleh warga Deles. Kemudian pada tanggal 12 Agustus 2018, dari foto survei drone menunjukkan adanya
material baru yang muncul di tengah rekahan kubah lava pasca 2010.
Meski begitu Hanik menegaskan, status gunung merapi belum belum dinaikkan. Mengingat, meski aktivitas kegempaannya masih di atas normal, namun belum menunjukkan sesuatu yang signifikan, yakni masih sekitar 1.000 meter kubik per hari.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi masih ditetapkan Waspada sehingga radius 3 km dari puncak gunung tidak diperkenankan untuk aktivitas penduduk,” kata Hanik dalam siaran pers, Sabtu (18/8/2018).
Hanya saja, ketika nantinya kubah tersebut terus tumbuh karena pengaruh kegempaan di sekitar Merapi, maka berpotensi memunculkan awan panas. Aktivitas pertumbuhan kubah lava gunung berapi di perbatasan DIY-Jateng ini juga menunjukkan karakter erupsi merapi saat 2006 dan 2002 lalu.
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” tegasnya. Akan tetapi pihaknya juga mengimbau, agar penduduk yang berada di Kawasan Rawan Bencana III untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.
BPPTKG, lanjut Hanik, akan mulai melakukan pemantauan lebih intensif terhadap aktivitas Merapi, pasca terbentuknya kubah baru tersebut. (sutriyati)