Libur Panjang, Berkah bagi PKL di Malioboro

Lapak pakaian, Rahmat Atip di kawasan Malioboro (sutriyati/kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Sebagai salah satu kota tujuan wisata favorit, setiap memasuki liburan panjang akhir pekan dan hari besar keagamaan, Kota Yogyakarta khususnya kawasan Malioboro dipadati oleh wisatawan dari berbagai daerah. Baik lokal maupun manca negara.

Bacaan Lainnya

Membludaknya para wisatawan tentu berimbas positif bagi para pelaku wisata di sepanjang jalan Malioboro yang menjadi pusat bisnis di kota Gudeg ini.

Salah satu pedagang pakaian, Rahmat Atip mengungkapkan, hari pertama liburan omzetnya sudah meningkat sekitar 30 – 40 persen dibandingkan hari-hari biasa.

“Kalau hari biasa omzet saya sekitar Rp 1 juta per hari,” kata Rahmat kepada wartawan, Kamis (5/5/2016).

Dengan harga rata-rata Rp 15 – Rp 45 ribu, menurut pria asal Padang ini, umumnya pembeli lebih menyukai pakaian untuk anak-anak dan berbagai jenis pakaian batik.

Sedangkan bagi penjual aksesoris, Mingan, meski tak menentu pendapatannya, namun setiap kali libur panjang terjadi kenaikan omzet penjualan. Mengingat, sejak tahun 2010 lalu, persaingan antarpenjual aksesoris di kawasan Malioboro kian ketat.

Dengan harga jual produk antara Rp 10 ribu – Rp 50 ribu, pria yang sudah berjualan sejak 33 tahun itu hanya mampu mengumpulkan pendapatan Rp 300 ribu per hari.
Sementara, Komandan Regu Jogoboro, Paryoto, untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung Malioboro, pada long weekend kali ini, pihaknya memperketat penjagaan khususnya di sisi timur, dengan penambahan personel dari 10 orang menjadi 20 orang per shift.

“Kami mengkondiskan sisi timur agar bersih dari segala PKL dan perparkiran. Mengingat, masih ada satu dua pelanggaran pasca penertiban area parkir,” ungkapnya di sela-sela pengamanan.

menurutnya, sejak pukul 09.00 WIB, kawasan Malioboro mulai dipadati wisatawan, meskipun tidak sampai menimbulkan kemacetan arus lalu-lintas. (Rep-03/Ed-03)

Pos terkait