Menjadi Bakal Calon Rektor UGM, Ini Rencana Program Kerja Sigit Riyanto

Balon Rektor UGM Periode 2022-2027 No Urut 1 (dok. screenshot youtube ugm)

SLEMAN (kabarkota.com) – Proses pemilihan Calon Rektor UGM periode 2022 – 2027 memasuki tahap Penjaringan Aspirasi Publik UGM dan Program Kerja Bakal Calon (Balon Rektor UGM yang digelar pada 26 April 2022.

Bacaan Lainnya

Salah satu dari enam balon rektor yang memaparkan pandangan dan pikirannya tentang UGM dan rencana program kerja yang ditawarkan ke depan adalah Prof. Dr. Sigit Riyanto, SH., LL.M. yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum.

Sigit merasa terpanggil untuk mengambil bagian dalam kontestasi pemilihan rektor UGM karena ingin memberikan kontribusi dalam mengurai permasalahan, serta menawarkan berbagai solusi melalui pemikiran yang jernih, jujur, dan adil supaya menjadi pertimbangan bagi pengambil kebijakan serta memberikan arah bagi masyarakat dan bangsa untuk bisa maju dan berkembang.

Dalam pemaparannya selama tujuh menit, Guru Besar Fakultas Hukum UGM ini memetakan tentang kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang dihadapi UGM selama ini. Sekaligus menawarkan rencana program kerja yang menyangkut kebijakan akademis, kelembagaan, infrastruktur, dan kerjasama.

Dari sisi kekuatan, menurut Sigit, UGM memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya, sebagai universtias yang memiliki keberagaman, akumulasi pengetahuan, serta sumberdaya yang lengkap dan komprehensif

“Dari segi jaringan, UGM juga dikenal memiliki jaringan yang sangat luas, baik secara nasional maupun internasional,” kata Sigit.

Hanya saja, posisi tawar UGM dalam berhadapan dengan mitra seringkali sangat lemah karena tidak adanya risk management dan dual diligent secara optimum. Menurutnya, hal tersebut menjadi salah satu kelemahan UGM.

“Kebijakan UGM seringkali dipengaruhi oleh pihak luar yang terkadang tidak didasarkan pada evidence-based policy maupun bagaimana menjaga dan meningkatkan serta mempertahankan Marwah UGM,” sesalnya.

Sementara ancaman yang dihadapi terkait dengan disrupsi teknologi dan intrusi digital yang masih di dunia pendidikan. Selain itu, UGM dihadapkan pada tantangan berat karena berhadapan dengan kehadiran Perguruan Tinggi – Perguruan Tinggi dari Luar Negeri, dan adanya online course certifivacation by virtual, sebagai akibat dari globalisasi.

Namun demikian, hal tersebut bisa menjadi peluang bagi UGM untuk mengoptimalkan teknologi informasi, dan meningkatkan positioning UGM di era digital ke depan, dengan mempertimbangkan pengembangan server education open courseware, serta potensi distance learning untuk kepentingan nasional, tetapi juga menjangkau masyarakat di daerah 3T.

Dalam rencana program kerjanya yang menyangkut kebijakan publik, Sigit beranggapan perlunya memperkuat otonomi dan kebebasan akademik agar UGM menjadi ekosistem akademik yang beradab, mandiri, relefan, dan mampu menjawab tatangan zaman. Perlunya penerapan budaya evidence based policy untuk mendukung transformasi, serta mengkaji isu-isu strategis yang relevan dengan tantangan global, serta sejalan dengan kepentingan nasional dan masyarakat.

Dari aspek kelembagaan, transformasi program pendidikan untuk memperkuat keunggulan komparatif, kompetitif, dan differensial, serta mendekatkan pada dunia usaha dan dunia industri, pelayanan publik, pusat penelitian, serta masyarakat sipil.

“Perlu reformasi organisasi dan regulasi untuk efisiensi birokrasi, kegiatan akademik, dan non akademik,” tegasnya.

Sementara untuk infrastruktur, Sigit menambahkan, pihaknya akan memfasilitassi riset dan produk ilmu pengetahuan yang memiliki keunikan, inovasi, dan relevan supaya bisa dipublikasikan, serta menjadi solusi atas persoalan masyarakat dan peradaban.

Untuk jerjasama, pihaknya akan mendorong kerjasama alumni lintas fakultas, lintas daerah dan antar alumni di ibukota dengan daerah, serta di luar negeri. Dengan harapan, ada inovasi dan kreativitas alumni yang mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi, terbuka, dan menjangkau seluruh alumni UGM. (Rep-01)

Pos terkait