Muhammadiyah dan NU Dinilai Layak, Jika Dapatkan Nobel Perdamaian

Ilustrasi (dok. wikipedia)

SLEMAN (kabarkota.com) – Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) menilai, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) layak, jika mendapatkan Nobel Perdamaianan.

Bacaan Lainnya

Menurut Kepala PSKP UGM, Muhammad Najob Azca, selama ini, peran dua ormas Islam terbesar tersebut mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Islam di Indonesia berbeda. Jika Islam yang terlihat di sejumlah negara seperti Irak, Suriah, dan Afganistan itu penuh konflik, maka Islam di Indonesia justru penuh dengan kedamaian.

“Sekarang ini, PSKP UGM berkepentingan untuk meningkatkan profiling Islam di Indonesia di panggung Internasional. Salah satunya di momentum ini,” kata Najib kepada wartawan usai Peluncuran Buku dan Seminar tentang Kontribusi dan Peran Muhammadiyah dan NU dalam Perdamaian dan Demokrasi, di UGM, baru-baru ini.

Oleh karenanya, UGM juga mewacanakan untuk mengusulkan Muhammadiyah dan NU ke Komite Nobel, dengan harapan Indonesia bisa mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut. Terlebih, di wilayah Asia, sejauh ini baru ada dua tokoh yang pernah menerima nobel perdamaian, yakni Ramos Horta dan Aun San Suu Kyi yang tengah diusulkan untuk dicabut nobelnya karena terkait kasus Rohingnya.

“Jadi kami mewacanakan ke rektorat, tapi memang belum menjadi keputusan universitas. Nanti kalau sudah menjadi keputusan pun tidak akan diumumkan, karena memang mekanisme pengusulan nobel itu tertutup,” jelas Najib.

Sementara, Dosen dari Boston Univesity, Robert W. Hefner juga berpendapat bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini, Islam di Indonesia menjadi perhatian masyarakat dunia, termasuk di Amerika Serikat (AS).

Menurut Robert, Indonesia sebagai salah satu Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia terbukti mampu melakukan pengelolaan kemajemukan, menerapkan prinsip-prinsip pancasila, dan bisa menerima demokrasi dengan baik.

Hal itu, kata dia, juga tak lepas dari kontribusi dan peran dari Muhammadiyah dan NU, sehingga keduanya layak diajukan untuk bisa mendapatkan nobel perdamaian.

“Saya kira perhatian terhadap hadiah nobel untuk NU dan Muhammadiyah itu diskusinya sudah besar dan sangat umum,” ucapnya.

Robert juga mengaku, dirinya telah mengirim dokumen pengusulan ke komite nobel pada awal Januari 2019 ini, dengan harapan nantinya Muhammadiyah dan NU bisa mendapatkan nobel yang rencananya diumumkan pada akhir tahun 2019 mendatang. (Rep-02)

Pos terkait