Ilustrasi. (Sumber: kompasiana.com)
BANTUL (kabarkota.com) – Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Muhammadiyah, Chairil Anwar menilai keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Rasyid Baswedan mengubah sistem Ujian Nasional merupakan solusi sementara. Solusi sementara yang ia maksud adalah untuk menjembatani dua pendapat yang sepakat ujian nasional (UN) sebagai tolok ukur kelulusan dan UN tidak menjadi tolok ukur kelulusan.
"Selama ini kan ada dua pendapat, yang sepakat dan tidak, kayaknya itu (solusi sementara)," kata Chairil kepada kabarkota.com di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (26/1).
Pada Jumat (23/1) kemarin, Menteri Anies menyatakan akan ada perubahan sistem UN. Pertama, UN tidak menjadi penentu kelulusan. Kedua, siswa bisa menempuh UN beberapa kali. Apabila hasil ujian pertama belum mencapai standar, siswa diberi kesempatan mengikuti ujian ulang
setiap siswa wajib mengambil ujian nasional minimal satu kali.
Ketiga, setiap siswa wajib mengikuti UN minimal satu kali. Mulai tahun depan, pelaksanaan ujian nasional akan dipercepat pada awal semester sehingga siswa punya waktu untuk opsi perbaikan.
Chairil menambahkan, UN memang diperlukan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap pelajaran. Namun, yang menjadi permasalahan daya tangkap siswa di setiap daerah berbeda. "UN perlu ada dan harus disempurnakan," ujarnya.
AHMAD MUSTAQIM