MUI DIY: Warga Eks Gafatar jangan Dibenci

Logo Gafatar (dok. kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY mengimbau agar masyarakat tak membenci warga eks gafatar. Mengingat, mereka adalah korban dari organisasi yang menganut ideologi menyimpang dari aqidah Islam, dengan mengangkat Ahmad Musaddeq sebagai nabi baru.

Bacaan Lainnya

“Kalau mereka mau tobat, kami akan usahakan. Tetapi kalau tidak, ya Islam tidak ada paksaan,” kata Ketua MUI DIY, Thoha Abdurrahman, saat dihubungi kabarkota.com, Selasa (26/1/2016).

Meski begitu, Thoha juga menyatakan bahwa MUI tetap akan mengeluarkan fatwa untuk Gafatar dalam waktu yang tak lama lagi. “Fatwa itu sudah disiapkan, tinggal menunggu waktu yang tepat, karena ada kekhawatiran juga dari para pengikut eks gafatar jika nantinya mereka akan dibenci masyarakat,” ucapnya.

Terkait dengan pemberdayaan eks Gafatar, pihaknya juga mengusulkan, agar bagi warga yang telah kehilangan harta benda pasca kembali dari pengungsian, diikutkan dalam program transmigrasi oleh pemerintah, namun penempatannya tidak bergerombol dengan mantan anggota lainnya. 

Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, kepada wartawan di JEC, Senin (25/1/2016) kemarin menyebutkan, ada sekitar 360 warga DIY eks Gafatar yang akan tiba dari Kalimantan.

Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan tempat karantina bagi bagi mereka di Youth Center DIY, dengan melibatkan, psikolog, ulama, dan Perguruan Tinggi.

Sementara ditanya terkait dengan rencana pemberdayaan mereka pasca dari karantina, Sultan mengaku pihaknya belum dapat memastikan bentuknya seperti apa, karena itu sangat tergantung dari kondisi masing-masing warga.

“Apakah mereka yang sebelumnya bertani, nanti akan bertani lagi kan kita juga tidak tahu. Tapi yang jelas, saya tidak menginginkan mereka mendapatkan tanah, sementara yang lain tidak, karena itu nanti bisa menimbulkan kecemburuan sosial. Kami harus berhati-hati,” tegas Sultan. (Rep-03/Ed-03)

Pos terkait