Pelatihan pengolahan sampah menjadi kerajinan tangan oleh Paguyuban Bank Sampah DIY, di kawasan Malioboro Yogyakarta, Selasa (18/2/2020). (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Ada yang berbeda di kawasan Malioboro Yogyakarta, pada Selasa (18/2/2020).
Bertepatan dengan pelaksanaan semi pedestrian setiap Selasa Wage, kawasan yang menjadi ikon pariwisata Yogyakarta tersebut ramai dipadati oleh masyarakat. Sebagian dari mereka terlihat berkerumun menyaksikan pelatihan pengolahan sampah oleh Paguyuban Bank Sampah DIY.
Di tangan mereka, sampah dari berbagai jenis, mulai dadi kertas, plastik, hingga kaca “disulap” menjadi aneka kerajinan unik. Bahkan, sebagian pengunjung turut belajar membuat berbagai jenis kerajinan dari daur ulang limbah tersebut.
Salah seorang pengunjung, Setyowati mengaku, pihaknya terinsipirasi untuk mengajarkan ilmu mendaur ulang sampah itu kepada para siswa di sekolahnya.
“Kebetulan botol-botol plastik bekas di tempat kami banyak,” ungkap guru salah satu SMP di Kulon Progo tersebut kepada kabarkota, di kawasan Malioboro.
Ia bersama salah satu rekan seprofesinya juga membeli gantungan lampu yang terbuat dari botol plastik bekas kemasan air mineral yang berbentuk seperti lampion.
“Harganya Rp.50 ribu. Kalau dilihat dari ilmunya, harga segitu bagi kami tidak mahal,” ucapnya lagi.
Wawali Yogya Launching “Malioboro Resik lan Ijo”
Kegiatan yang berlangsung di sepanjang Jalan Margomulyo Yogyakarta tersebut sengaja digelar bersamaan dengan peluncuran Bank Sampah Heboh dan Gerakan Malioboro Resik lan Ijo (Bersih dan Hijau), yang digagas Paguyuban Bank Sampah DIY bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY dan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.
Panitia dari Paguyuban Bank Sampah DIY, Istadji Subekti menyebutkan, pada kesempatan ini, ada 56 jenis sampah yang didaur ulang. Pihaknya juga memberikan kesempatan kepada para pengunjung untuk mengikuti pelatihan pengolahan sampah tersebut secara gratis, selama acara berlangsung.
Acara tersebut, lanjut Istadji, sekaligus digelar guna memperingati Hari Peduli Sampah Nasional.
“Tujuannya, agar kita selalu peduli akan pentingnya mengelola sampah,” tegas Istadji dalam sambutannya.
Pihaknya juga berharap, gerakan mengolah sampah seperti ini bisa dikembangkan juga di daerah-daerah lain seluruh Indonesia.
Pada kesempatan ini, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi juga menyampaikan bahwa terjadinya genangan-genangan air di sejumlah titik saat hujan lebat, salah satunya karena saluran air tersumbat oleh sampah.
“Musuh kita masa depan, yang ada di sekitar kita adalah sampah,” anggapnya.
Oleh karenanya, Wawali mengajak masyarakat untuk lebih aktif mengolah sampah daripada membuang sampah, sehingga bisa mengurangi pencemaran lingkungan.
Sementara Diputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Miyono menyatakan, pihaknya mendukung gerakan Malioboro Resik lan Ijo, dan peluncuran Bank Sampah Heboh. Mengingat, Malioboro menjadi kawasan kunjungan wisata favorit di Kota Yogyakarta.
“Karena tidak mungkin wisatawan tergoda untuk datang, jika kawasan Malioboro tidak bersih dan hijau,” ucapnya.
Di akhir acara, Wawali dan Deputi Kepala Perwakilan BI DIY mendapatkan cinderamata berupa lukisan wajah mereka yang terbuat dari daur ulang plastik kresek. Acara ditutup dengan pertunjukan Fashion Show dengan memamerkan koleksi busana yang terbuat dari berbagai jenis sampah. (Rep-02)