Jerusalem (kabarkota.com) – Departemen Kesehatan Palestina memperkirakan, 1.000 dari 3.000 anak yang menjadi korban perang 7 minggu terakhir di Jalur Gaza Palestina mengalami cacat permanen.
Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Pierre Krähenbühl mengatakan, kekerasan yang kembali meluas pasca gagalnya pembicaraan gencatan senjata merupakan tragedi yang luar biasa untuk warga sipil di Jalur Gaza.
“Selama seminggu, ketika anak-anak seharusnya mulai tahun ajaran baru, mereka malah menghadapi ketidakamanan, rasa takut dan penderitaan yang berkepanjangan,” sesal Krahenbuhl dalam rilis yang diterima kabarkota.com melalui email, Rabu (27/8) dini hari.
Selain itu pihaknya juga menduga, banyak warga Palestina yang tidak lagi memiliki rumah tinggal, saat peperangan berakhir. Padahal, dalam waktu dekat mereka akan menghadapi musim dingin di tempat penampungan darurat.
UNRWA mencatat, sedikitnya 300 ribu orang telah mengungsi di 85 sekolah milik PBB tersebut. Jumlah tersebut merupakan pengungsian terbesar dalam sejarah peperangan di Gaza.
“Meningkatnya skala krisis menjadikan lebih banyak warga sipil yang mengandalkan bantuan UNRWA,” anggap dia.
Krahenbuhl menyebutkan, pihaknya membutuhkan sekitar 295.4 juta dolar Amerika Serikat guna mendukung kebutuhan hidup pengungsi yang diperkirakan terus bertambah hingga 500 ribu orang.
Untuk itu UNRWA menyerukan kepada masyarakat internasional untuk membantu para keluarga korban perang antara Palestina dan Israel ini.
“ Kami membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan mendesak serta proses pemulihan bagi mereka saat perang usai,” tegas Komisaris Jenderal tersebut di Jerusalem.
Menurutnya, kebutuhan yang paling mendesak meliputi makanan dan non-makanan, seperti peralatan kebersihan untuk mencegah wabah penyakit, pelayanan kesehatan dasar, dan dukungan psikososial.
Sementara itu, Reuters melansir, kesepakata gencatan senjata antara Palestina – Israel mulai berlaku sejak Selasa (26/8) waktu setempat. Rakyat Paletina merayakan kegembiraan tersebut dengan turun ke jalan.
Para pejabat Palestina dan Mesir mengatakan, dalam kesepakatan tersebut, Israel juga berjanji untuk segera membuka jalur penyeberangan di Gaza yang diblokade Israel selama ini. (tria/aif)