SLEMAN (kabarkota.com) – Direktur Parlemen Watch Jogja, Hestu Cipto Handoyo mengingatkan masyarakat untuk memantau lebih ketat terhadap kinerja anggota dewan terpilih. Jangan sampai kerja-kerja tersebut penuh dengan nuansa transaksional.
Cipto menjelaskan, realitasnya transaksi yang dilakukan anggota dewan pada saat pencalonan justru dipraktekkan dalam satu parpol, mengingat persaingan masing-masing calon dibiarkan terbuka oleh masing-masing parpol.
"Dengan kondisi yang demikian ini, maka dimungkinkan anggota Dewan juga akan memainkan fungsi-fungsi 'transaksional' dalam melaksanakan tugasnya nanti. Ibarat bisnis mereka harus bisa BEP (kembali modal-red)," ungkapnya melalui pesan singkat.
Anggota DPRD Sleman terpilih sudah dilantik pada Selasa (12/8). Anggota DPRD Sleman inkumben dari PDIP, Haris Sugiharta tidak menampik adanya faktor uang dalam usahanya menuju kursi dewan. Cara yang dilakukan, katanya, dengan mengganti biaya transportasi dan uang partisipasi masyarakat.
"Caranya memberikan berupa wujud bantuan. Saya tidak memberikan uang tunai kepada masyarakat. Tidak mencapai ratusan juta," katanya kepada kabarkota.com usai pelantikan.
Pria asli Sleman berlatar belakang pendidikan SLTA ini maju menjadi anggota dewan lantaran dirinya masuk di dalam struktur Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDIP Sleman. "Mencalonkan lagi karena tugas saya melayani masyarakat belum selesai. Terutama mengenai kebijakan yang belum selesai," tuturnya.
Farida Fuatwati, anggota DPRD Sleman baru dari Partai Gerindra menampik dirinya menggunakan uang. "Saya gak pakai. Itu memberikan contoh yang gak baik untuk masyarakat," kata lulusan D3 Akademi Sekretaris ini.
Ia menyebut tindakan yang dilakukan semasa kampanye lebih kepada memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. "Jika butuh tenda ya saya wujudkan dengan benda sesuai keperluan masyarakat," kilahnya.
Sebagai anggota dewan baru, Farida mengaku akan bekerja keras dan lebih bisa dekat dengan publik. Ia akan memulai dengan mendatangi masyarakat yang ada di sekitar tempatnya.
Anggota DPRD Sleman baru, Sri Muslimatun yang juga didapuk ketua sementara ini mengaku terpilih menjadi anggota dewan dengan waktu yang panjang. Selain itu, kata dia, dibangun pula penguatan kepada masyarakat tentang karakter.
Ditanya mengenai berapa dana yang dipakai dan dari mana sumbernya, ia enggan menjawabnya. "Saya tidak menyebutkan. Itu sarana. Ini bukan sebuah perdagangan," kata pemilik rumah sakit bersalin di Sleman ini. (kim/jid)