Pembangunan Jalan Tol Picu Deagrarianisasi

Webinar tentang Kepentingan Ekonomi dan Politik di balik Proyek Pembangunan Tol, yang digelar oleh LBH Yogyakarta, pada Rabu (15/7/2020). (dok. screenshot youtube)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Proyek pembangunan jalan tol termasuk di Yogyakarta yang akan menghubungkan Yogya – Solo, Yogya – Bawen, dan Yogya – Cilacap akan memicu deagrarianisasi.

Bacaan Lainnya

Deagrarianisasi ini merupakan hilangnya jumlah rumah tangga petani secara masif yang Negara tak mampu lagi mencapai swasembada pangan, sehingga selalu bergantung pada pangan impor.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan Sosiolog UGM, AB Widyanta dalam Webinar tentang Kepentingan Ekonomi dan Politik di balik Proyek Pembangunan Tol, yang digelar oleh LBH Yogyakarta, pada Rabu (15/7/2020).

“Petani semakin kecil kesempatannya untuk mendapatkan resources,” kata Widyanta.

Padahal menurutnya, di masa pandemi seperti sekarang, masyarakat dihadapkan pada persoalan kesehatan dan sosial, termasuk ketersediaan pangan. Sementara pembangunan infrastruktur jalan tol yang banyak memangkas lahan pertanian produktif justru berpontensi mengurangi ketahanan pangan.

Terlebih, Widyanta berpendapat bahwa sebenarnya proyek jalan tol bukan kebutuhan infrastruktur dasar untuk publik, karena yang akan menikmati hanya segelintir orang dan berbayar.

“Kalau betul infrastruktur dasar seharusnya jalan yang dibangun itu untuk publik,” tegasnya.

Yusticia Eka Noor Ida dari Lembaga Ombudsman DIY menambahkan, gagasan pembangunan jalan tol sudah tercantum dalam dokumen RPJMN 2015 – 2019, dengan target pembangunan jalan sepanjang 1000 km selama lima tahun.

Hanya saja, kata dia, proyek ini juga bisa menjadi pemicu bencana ekologi. Pihaknya mencontohkan, proyek jalan tol butuh pembebasan lahan minimal selebar 60 meter. Sementara khusus di Pulau Jawa, rata-rata 1000 hektar lahan pertanian produktif berkurang per tahun yang itu setara dengan 5.000 ton padi.

“Padahal, Jawa menjadi pemasok 53 persen kebutuhan pangan nasional,” sebutnya.

Sementara Editor Eksekutif INSISTpress dan penerjemah buku “Menaja Jalan”, Achmad Choirudin menegaskan, jikaproyek infrastruktur jalan tol yang ditujukan sebagai koneksivitas untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tak tercapai, maka semua pengorbanan itu menjadi sia-sia. (Rep-01)

Pos terkait