Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Eko Putro Sandjojo dalam Focus Group Discussion (FGD) di Eastparc Hotel (30/9/2016) (Anisatul Umah/kabarkota.com)
SLEMAN (Kabarkota.com) – Transmigrasi dijadikan pemerintah sebagai alat untuk pemerataan pembangunan dan penduduk di Indonesia. 23 Februari 1947 di Yogyakarta wakil presiden Bung Hatta mengatakan, transmigrasi dimaksudkan untuk mendukung induatrialisasi di luar Jawa. 28 Desember 1964 di Jakarta, presiden Soekarno menyatakan bahwa transmigrasi menyangkut mati hidup bangsa Indonesia.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM), Sutarman dalam Focus Group Discussion (FGD) di Eastparc Hotel (30/9/2016) mengatakan, pembangunan di daerah pinggiran bertujuan untuk memperkuat daerah-daerah di perbatasan.
Dalam forum ini ia menyampaikan agar Hari Bhakti Transmigrasi (HBT) diganti menjadi Hari Transmigrasi Nasional (HTN). Penggunaan istilah nasional, menurutnya sejalan dengan semangat nawa cita dan merubah paradigma baru tentang transmigrasi.
“Transmigrasi harus segera tercapai, untuk menyukseskan nawa cita,” jelasnya (30/9/2016).
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa (UU Desa) di mana menjadikan desa sebagai subjek pembangunan. Pembangunan daerah tertinggal menurutnya, juga perlu dilakukan dengan jalan transmigrasi.
“Dana desa yang besar jangan hanya unuk membangun infrastruktur saja, namun dibuat untuk pembangunan desa,” jelasnya.
Orator Ilmiah Ekonomi Kerakyatan, Sri Edi Swasono dalam forum mengatakan transmigrasi tidak hanya semata-mata memindahkan penduduk dari Jawa ke luar Jawa. Lebih dari itu, menurutnya, transmigrasi juga perlu mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga pola pembangunan di luar Jawa jelas apa yang akan ditargetkan.
“Yang benar membangun Indonesia, bukan memindah,”tuturnya.
Hal penting terkait transmigrasi adalah meningkatkan budaya produktif. Melalui transmigrasi, menurutnya, dapat dilakukan pembangunan besar-besaran dengan upaya membentuk mutualisme nasionalisme.
“Transmigrasi terjadi karena ada target yang spesifik,” jelasnya. (Rep-04/Ed-01)